TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Haiti Jovenel Moise ditembak mati ketika para pembunuh bersenjatakan senapan serbu menyerbu kediaman pribadinya di perbukitan di atas Port-au-Prince pada 7 Juli.
Pada Jumat kemarin, pemakaman Jovenel Moise diwarnai tembakan dan protes di dekatnya, menyebabkan delegasi tingkat tinggi AS dan pejabat lainnya pergi ke tempat aman, dikutip dari Reuters, 24 Juli 2021.
Pemakaman kenegaraan di kota utara Cap-Haitien dimaksudkan untuk memupuk persatuan nasional, tetapi kerusuhan tersebut mencerminkan perpecahan yang mendalam atas pembunuhan 7 Juli, di mana orang-orang bersenjata masuk ke kediaman Moises dan menembak presiden beberapa kali, juga melukai istrinya.
Pembunuhan itu memicu perburuan internasional.
BAGAIMANA JOVENEL MOISE DIBUNUH?
Sekelompok besar pria bersenjata membunuh Moise, 53 tahun, dalam serangan pagi hari di kediamannya di Petionville, pinggiran utara, lereng bukit ibu kota Port-au-Prince. Istrinya terluka tetapi selamat.
Orang-orang bersenjata itu menyamar sebagai agen Drug Enforcement Administration (DEA), lembaga penegak hukum anti-narkoba Amerika Serikat. Dengan penyamaran itu mereka memasuki rumah Moise tanpa perlawanan dari petugas keamanannya, kata pihak berwenang.
APA YANG TERJADI PADA PENYERANG?
Orang-orang bersenjata itu melarikan diri tetapi polisi melacak beberapa dari mereka ke sebuah rumah di dekat kediaman Jovenel Moise, di mana baku tembak berlangsung hingga larut malam.
Kelompok itu termasuk 26 orang Kolombia. Sejauh ini 18 dari 26 telah ditahan, sementara tiga tewas oleh polisi dan lima masih buron. Polisi juga telah menangkap dua warga Amerika-Haiti.
Para tersangka pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise ditunjukkan kepada media di Port-au-Prince, Haiti, 8 Juli 2021. REUTERS/Estailove St-Val
SIAPA PEMBUNUH DARI KOLOMBIA?
Pemerintah Kolombia mengatakan orang-orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan itu adalah pensiunan anggota angkatan bersenjata.
Banyak mantan tentara Kolombia pergi ke Haiti untuk bekerja sebagai pengawal, tetapi yang lain tahu kejahatan sedang direncanakan, menurut presiden Kolombia.
Setidaknya enam dari pria tersebut telah menerima pelatihan militer AS di masa lalu saat bertugas sebagai anggota aktif militer Kolombia, kata Departemen Luar Negeri AS.
SIAPA DALANG DI BALIK SERANGAN?
Masih belum jelas siapa yang merencanakan pembunuhan itu, dan dengan tujuan apa.
Mantan pejabat kementerian kehakiman Haiti Joseph Felix Badio mungkin telah memerintahkan pembunuhan itu tiga hari sebelum serangan, memberikan perintah kepada mantan tentara Kolombia Duberney Capador dan German Rivera, menurut kepala polisi Kolombia Jenderal Jorge Vargas. Keberadaan Badio tidak jelas.
Pihak berwenang juga telah menahan Christian Emmanuel Sanon, 63 tahun, yang secara luas digambarkan sebagai dokter yang berbasis di Florida, dan menuduhnya sebagai salah satu dalang di balik pembunuhan itu.
Sanon menyewa tentara bayaran untuk menggulingkan dan menggantikan Jovenel Moise, kata pihak berwenang. Kepala Polisi Nasional Leon Charles mengatakan Sanon terbang ke Haiti dengan jet pribadi pada awal Juni, ditemani oleh penjaga keamanan sewaan, dan ingin mengambil alih sebagai presiden.
Charles juga mengidentifikasi mantan Senator Haiti John Joel Joseph sebagai pemain kunci dalam plot tersebut, dengan mengatakan bahwa dia memasok senjata dan merencanakan pertemuan, dan polisi sedang mencarinya.
Charles mengatakan Dimitri Herard, kepala keamanan istana untuk Moise, juga telah ditangkap. Jaksa ingin tahu mengapa para pembunuh tidak menemui lebih banyak perlawanan di rumah presiden.
Para pengusung jenazah dengan pakaian militer membawa peti jenazah mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise setelah dia ditembak mati di rumahnya di Port-au-Prince pada 7 Juli, di Cap-Haitien, 23 Juli 2021. [REUTERS/Ricardo Arduengo]
APA YANG TERJADI SELANJUTNYA?
Jovenel Moise pada hari Jumat dimakamkan di kota kelahirannya Cap-Haitien, yang dilanda demonstrasi kekerasan sebagai protes atas pembunuhannya sebelum dan selama kebaktian.
Pembunuhan Jovenel Moise telah memicu gejolak politik baru di negara Karibia berpenduduk 11 juta orang itu, dengan kekhawatiran akan lebih banyak kekerasan sebelum pemiliu yang akan diadakan pada bulan September.
Ariel Henry diangkat sebagai perdana menteri Haiti pada hari Selasa, dengan tujuan membawa stabilitas sebelum pemilu, yang didukung oleh Amerika Serikat dan masyarakat internasional.
Penyelidik AS terus membantu pihak berwenang Haiti dengan penyelidikan mereka.
Amerika Serikat juga dapat mengajukan tuntutan di pengadilan AS, jika memungkinkan, terhadap mereka yang membunuh Moise, kata seorang pejabat senior pemerintah AS.
Amerika Serikat juga mengumumkan utusan khusus untuk membantu mengoordinasikan bantuan AS di Haiti, termasuk upaya mempromosikan perdamaian dan pemilihan jangka panjang.
Baca juga: Pemakaman Presiden Haiti Diwarnai Unjuk Rasa dan Suara Tembakan
REUTERS