TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemimpin geng terkemuka Haiti yang melarikan diri dari penjara awal bulan ini telah ditembak mati oleh polisi. Insiden yang diungkap Reuters pada Jumat 22 Maret 2024 ini terjadi ketika kelompok politik Haiti tampaknya semakin dekat untuk menyelesaikan dewan transisi di negara tersebut.
Ernst Julme, yang dikenal sebagai Ti Greg, adalah kepala Delmas 95 yang merupakan bagian dari aliansi geng Jimmy "Barbecue" Cherizier.
Julme ditembak oleh polisi di lingkungan Petion-Ville di ibu kota Port-au-Prince sehari setelah Makandal, pemimpin geng lainnya, dibunuh dalam dugaan kebangkitan kembali oleh kelompok main hakim sendiri bernama Bwa Kale, kata polisi dan sumber kepada Reuters.
Kematian Julme menandai kemunduran bagi aliansi geng "Viv Ansanm" pimpinan Cherizier yang berharap dapat mengambil alih lebih banyak wilayah Port-au-Prince.
Haiti memasuki keadaan darurat pada 3 Maret setelah Cherizier menyerukan kelompok kriminal untuk bersatu dan menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry.
Serangan oleh geng-geng kuat terhadap sasaran-sasaran utama pemerintah telah dimulai sejak 29 Februari di seluruh Port-au-Prince.
Orang-orang bersenjata membakar kantor polisi, menutup bandara internasional utama dan menggerebek dua penjara terbesar di negara itu, serta membebaskan 4.000 narapidana.
Pada Kamis, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyambut baik laporan bahwa kelompok politik di Haiti telah memilih semua anggota dewan transisi. Dewan ini akan mengambil alih kekuasaan presiden menjelang pemilu mendatang di negara tersebut.
Dewan tersebut, yang dimaksudkan untuk menyatukan kelas politik yang terpecah di Haiti, diberi mandat untuk menunjuk pengganti Henry. Pemimpin itu mengumumkan pengunduran dirinya pada 11 Maret karena kekerasan geng menghalangi dia untuk kembali ke negara tersebut.
Dewan juga akan memegang kekuasaan presiden tertentu sampai pemilu dapat diselenggarakan. Rencana transisi ini ditengahi di Jamaika oleh Komunitas Antarpemerintah Karibia (CARICOM).
CARICOM merilis daftar kelompok politik yang akan diwakili di dewan. Dewan beranggotakan sembilan orang itu awalnya diperkirakan akan selesai dalam beberapa hari setelah pengunduran diri Henry, namun beberapa faksi politik Haiti tidak dapat bersatu untuk mendukung satu perwakilan.
Satu pihak sama sekali menolak rencana tersebut lalu mundur, sementara kelompok yang tidak mengikuti rencana tersebut mengkritik kembalinya rencana tersebut karena politisi dari pemerintahan sebelumnya dianggap korup.
Cherizier mengancam akan melakukan pembalasan terhadap politisi dan keluarga mereka jika mereka mengambil bagian dalam usulan dewan tersebut.
Ketika dewan tersebut tampaknya hampir selesai, suara tembakan keras terdengar pada Kamis di dekat Istana Nasional di alun-alun Champ de Mars di pusat kota Port-au-Prince, sementara orang-orang melarikan diri dari penembakan baru di pinggiran ibu kota Petion-Ville.
Pilihan Editor: Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan
REUTERS | SKY NEWS