TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Madagaskar pekan ini menangkap enam orang, termasuk seorang warga negara asing, karena dicurigai berencana membunuh presiden, setelah berbulan-bulan penyelidikan, kata para pejabat.
Andry Rajoelina dilantik sebagai presiden negara kepulauan Samudra Hindia itu pada 2019 setelah pemilu ketat dan gugatan pengadilan konstitusi dari pesaingnya.
Dia memenangkan pemungutan suara pada Desember 2018 mengalahkan saingan utamanya dan pendahulunya Marc Ravalomanana dalam pemilihan yang dilanda tuduhan penipuan.
"Menurut bukti yang kami miliki, orang-orang ini telah menyusun rencana untuk eliminasi dan netralisasi sejumlah orang termasuk kepala negara," kata jaksa agung, dikutip dari Reuters, 22 Juli 2021.
Jaksa Agung Berthine Razafiarivony mengatakan pada hari Kamis bahwa penangkapan itu terjadi pada hari Selasa sebagai bagian dari penyelidikan terhadap serangan terhadap keamanan negara, Al Jazeera melaporkan.
Seberapa luas plot, atau seberapa dalam rencana plot pembunuhan mereka, masih belum jelas. Pernyataan jaksa agung juga tidak merinci kewarganegaraan orang asing yang ditangkap.
Sebuah pernyataan terpisah dari menteri keamanan publik pada Rabu mengatakan bahwa enam orang telah ditangkap, yakni satu warga negara asing, dua dwinegara, dan tiga warga negara Madagaskar.
"Polisi memiliki informasi selama beberapa bulan, tetapi baru sekarang ada kesempatan untuk menangkap mereka," kata menteri keamanan publik Madagaskar.
Selama perayaan Hari Kemerdekaan Madagaskar pada 26 Juni, gendarmerie, kepolisian Madagaskar, mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap pemimpin mereka, Jenderal Richard Ravalomanana, yang juga merupakan tangan kanan Andry Rajoelina.
Baca juga: Madagaskar Jual Minuman Obat Virus Corona Meski Tanpa Restu WHO
REUTERS | AL JAZEERA