TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kolombia Ivan Duque pada Kamis mengatakan banyak dari mantan tentara Kolombia yang dituduh terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pergi ke Haiti untuk bekerja sebagai pengawal, tetapi yang lain tahu kejahatan sedang direncanakan.
Pihak berwenang Haiti mengatakan Jovenel Moise ditembak mati di rumahnya pada 7 Juli oleh sekelompok pembunuh, yang terdiri dari 26 warga Kolombia dan dua warga Amerika-Haiti. Delapan belas warga Kolombia telah ditahan dan tiga lainnya dibunuh oleh polisi.
"Ada kelompok besar yang direkrut untuk misi perlindungan, tetapi di dalam kelompok itu, ada kelompok yang lebih kecil, yaitu mereka yang tampaknya memiliki pengetahuan rinci tentang apa yang akan menjadi operasi kriminal," kata Presiden Kolombia Ivan Duque kepada radio La FM, dikutip dari Reuters, 16 Juli 2021.
"Apakah itu memaafkan anggota kelompok lainnya? Sayangnya tidak, karena mereka juga berpartisipasi dalam situasi tersebut," katanya.
Mantan tentara Kolombia, yang dituduh terlibat dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, berdiri di halaman rumah di Port-au-Prince, Haiti, dalam foto selebaran tak bertanggal yang diambil oleh Duberney Capador Giraldo, dan diperoleh Reuters 13 Juli 2021. [Jenny Carolina Capador Giraldo/Handout via REUTERS]
Sejumlah kecil tahanan telah menerima pelatihan militer AS di masa lalu saat bertugas sebagai anggota aktif militer Kolombia, kata juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Ken Hoffman pada hari Kamis. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Kolombia adalah salah satu mitra militer AS terkuat di Amerika Latin, menerima miliaran dolar dalam bantuan keamanan dan pelatihan yang difokuskan untuk melawan kelompok gerilya Marxis yang didanai oleh perdagangan narkoba, pemerasan, dan penculikan.
Dakwaan dapat diajukan di Amerika Serikat terhadap mereka yang membunuh Jovenel Moise, kata seorang pejabat senior pemerintah AS, Kamis.
Pembunuhan Jovenel Moise telah membuat negara yang sudah bermasalah itu ke dalam kekacauan, terjadi di tengah gelombang kekerasan geng yang telah membuat ribuan orang mengungsi dan menghambat kegiatan ekonomi di negara termiskin di Amerika itu.
The New York Times melaporkan pada hari Kamis bahwa kepala keamanan untuk istana kepresidenan Haiti, Dimitri Herard, ditahan dan sedang ditanyai tentang mengapa para penyerang tidak menghadapi lebih banyak perlawanan di rumah Presiden Haiti.
Baca juga: Pembunuhan Presiden Haiti: Pelaku, Motif dan Misteri di Baliknya
REUTERS