Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sekitar 715 Kuburan Massal Anak-anak Pribumi Kanada Kembali Ditemukan

image-gnews
Seorang kru melakukan pencarian radar penembus tanah di sebuah lapangan, di mana Cowessess First Nation mengatakan mereka telah menemukan 751 kuburan massal tak bertanda, di dekat bekas Sekolah Perumahan Marieval Indian di Grayson, Saskatchewan, Kanada 18 Juni 2021. [Federation of Sovereign Indigenous Nations /Handout melalui REUTERS]
Seorang kru melakukan pencarian radar penembus tanah di sebuah lapangan, di mana Cowessess First Nation mengatakan mereka telah menemukan 751 kuburan massal tak bertanda, di dekat bekas Sekolah Perumahan Marieval Indian di Grayson, Saskatchewan, Kanada 18 Juni 2021. [Federation of Sovereign Indigenous Nations /Handout melalui REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok pribumi di Provinsi Saskatchewan Kanada pada Kamis mengatakan telah menemukan kuburan massal tak bertanda dari sekitar 751 anak-anak pribumi Kanada di sebuah lahan bekas sekolah perumahan Katolik, hanya beberapa minggu setelah penemuan kuburan anak-anak serupa yang lebih kecil.

Penemuan terbaru, yang terbesar hingga saat ini, adalah warisan gelap dari tahun-tahun diskriminasi yang dialami masyarakat pribumi di Kanada.

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan dia sangat sedih dengan penemuan kuburan anak-anak di Marieval Indian Residential School sekitar 140 km dari ibu kota Provinsi Regina. Dia mengatakan kepada penduduk asli bahwa luka dan trauma yang mereka rasakan adalah tanggung jawab Kanada.

Tidak jelas berapa banyak dari kuburan yang terdeteksi milik anak-anak, kata Kepala Cowessess First Nation Cadmus Delorme, karena cerita masyarakat menyebut orang dewasa juga dimakamkan di lokasi tersebut.

Delorme kemudian mengatakan ada juga beberapa kuburan milik orang non-pribumi yang mungkin milik gereja. Dia mengatakan First Nation berharap untuk menemukan batu nisan yang pernah menandai kuburan ini, setelah itu mereka mungkin melibatkan polisi.

Seorang kru melakukan pencarian radar penembus tanah di sebuah lapangan, di mana Cowessess First Nation mengatakan mereka telah menemukan 751 kuburan massal tak bertanda, di dekat bekas Sekolah Perumahan Indian Marieval di Grayson, Saskatchewan, Kanada 18 Juni 2021.[Federation of Sovereign Indigenous Nations/Handout via REUTERS]

Delorme mengatakan gereja yang mengelola sekolah itu memindahkan batu nisannya.

"Kami tidak memindahkan batu nisan. Memindahkan batu nisan adalah kejahatan di negara ini. Kami memperlakukan ini seperti TKP," katanya.

Sistem sekolah perumahan, yang beroperasi antara tahun 1831 dan 1996, memindahkan sekitar 150.000 anak pribumi dari keluarga mereka dan membawa mereka ke sekolah perumahan Kristen, kebanyakan Katolik, dijalankan atas nama pemerintah federal.

"Kanada akan dikenal sebagai negara yang berusaha memusnahkan First Nations," kata Bobby Cameron, ketua Federation of Sovereign Indigenous Nations, yang mewakili 74 First Nations (Pribumi Kanada) di Saskatchewan.

Komisi Pencari Fakta dan Rekonsiliasi Kanada, yang menerbitkan laporan yang menemukan sistem sekolah perumahan sama dengan genosida budaya, mengatakan sebuah kuburan ditinggalkan di situs Marieval setelah gedung sekolah dihancurkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keuskupan agung Katolik setempat memberi Cowessess First Nation CAD$70.000 (Rp821 juta) pada tahun 2019 untuk membantu memulihkan situs dan mengidentifikasi kuburan yang tidak bertanda, kata juru bicara Eric Gurash. Dia mengatakan keuskupan agung memberi Cowessess semua catatan kematiannya selama lembaga Katolik menjalankan sekolah itu.

Dalam sebuah surat kepada Delorme pada Kamis, Uskup Agung Don Bolen mengulangi permintaan maaf sebelumnya atas kegagalan dan dosa para pemimpin dan staf Gereja, dan berjanji untuk membantu mengidentifikasi jenazah.

Penduduk Kamloops dan orang-orang First Nations berkumpul untuk mendengarkan penabuh genderang dan penyanyi di sebuah tugu peringatan di depan bekas Sekolah Perumahan Indian Kamloops setelah kuburan 215 anak-anak, beberapa berusia tiga tahun, ditemukan di lokasi tersebut minggu lalu, di Kamloops , British Columbia, Kanada 31 Mei 2021. [REUTERS/Dennis Owen]

Salah satu penyintas yang pernah bersekolah di Marieval pada tahun 1970-an dan juga wakil kepala Federation of Sovereign Indigenous Nations, Heather Bear, mengingat sebuah kuburan kecil di sekolah itu tetapi tidak sebesar yang diungkapkan pada hari Kamis.

"Anda hanya tidak ingin berjalan-jalan sendirian di (sekolah)," kenangnya. "Ada kesedihan yang bergerak. Dan saya pikir setiap sekolah perumahan memiliki kesedihan yang membayangi."

Cowessess First Nation memulai pencarian radar penembus tanah pada 2 Juni, setelah penemuan 215 kuburan massal anak-anak tak bertanda di Kamloops Residential School di British Columbia membuat marah masyarakat Kanada. Radar di Marieval menemukan 751 titik pada hari Rabu dengan margin kesalahan 10%, yang berarti setidaknya 600 kuburan di situs tersebut.

Penemuan kuburan massal anak-anak di Kamloops membuka kembali luka lama di Kanada tentang kurangnya informasi dan akuntabilitas seputar sistem sekolah perumahan, yang secara paksa memisahkan anak-anak pribumi dari keluarga mereka dan menjadikan mereka kekurangan gizi serta menderita pelecehan fisik dan seksual.

Paus Fransiskus mengatakan pada awal Juni bahwa dia sedih dengan penemuan kuburan anak-anak Kamloops dan menyerukan penghormatan terhadap hak dan budaya penduduk asli. Tapi Paus tidak menyampaikan permintaan maaf langsung yang diminta beberapa orang Kanada atas penemuan kuburan massal anak-anak pribumi di bekas sekolah yang dijalankan gereja Katolik.

Baca juga: 215 Sisa Jasad Anak-anak Pribumi Kanada Ditemukan di Bekas Sekolah Asrama

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

3 jam lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

8 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

11 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.


Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

1 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza


Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

1 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

300 mayat ditemukan dalam kondisi terikat di rumah sakit di Gaza. Di antara mayat itu adalah wanita dan anak-anak.


Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

3 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ketua HAM PBB 'Ngeri' dengan Laporan Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza

Ketua HAM PBB Volker Turk mengatakan dia "ngeri" dengan hancurnya fasilitas medis Nasser dan Al Shifa di Gaza dan laporan adanya kuburan massal.


LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

4 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.


Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

4 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

4 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

4 hari lalu

Universitas Tsukuba, Jepang. Foto: www.tsukuba.ac.jp
Kedutaan Besar Jepang Buka Beasiswa untuk Lulusan SMA dan SMK

Beasiswa yang ditawarkan Kedutaan Besar Jepang ini bagian dalam Program Beasiswa Pemerintah Jepang Monbukagakusho.