Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar Nyatakan Perang Terhadap Junta Militer

image-gnews
Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]
Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan junta militer Myanmar yang didukung oleh kendaraan lapis baja terlibat pertempuran pada Selasa dengan kelompok gerilya Pasukan Pertahanan Rakyat Myanmar yang baru dibentuk di kota terbesar kedua Mandalay, menurut laporan media yang dikelola militer, keterangan milisi dan seorang saksi mata, yang mengakibatkan sedikitnya dua korban tewas.

Sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, pasukan telah menghentikan demonstrasi dan pemogokan pro-demokrasi, serta membunuh atau menangkap ratusan pengunjuk rasa.

Sebagai tanggapan, pasukan pertahanan rakyat bermunculan di seluruh Myanmar untuk menghadapi pasukan keamanan rezim junta.

Sampai sekarang, pertempuran yang melibatkan milisi bersenjata ringan terutama terjadi di kota-kota kecil dan daerah pedesaan, tetapi sebuah kelompok yang mengaku sebagai Pasukan Pertahanan Rakyat baru Mandalay mengatakan para anggotanya menanggapi setelah tentara menyerbu salah satu pangkalannya, dikutip dari Reuters, 23 Juni 2021.

"Pertempuran telah dimulai. Akan ada lebih banyak pertempuran," kata seorang anggota milisi yang diidentifikasi sebagai Kapten Tun Tauk Naing melalui telepon kepada Reuters.

Suara tembakan berulang-ulang dapat terdengar dalam rekaman video yang diambil oleh seorang warga di Mandalay, tempat protes anti-kudeta.

Perwakilan Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay (Mandalay PDF) mengatakan bahwa sekitar 20 tentara melakukan serangan pada Selasa sekitar pukul 8 pagi, memicu salah satu bentrokan pertama antara PDF dan militer di daerah perkotaan besar, Myanmar Now melaporkan.

"Mereka datang ke sini karena mendapat informasi tentang keberadaan kami. Tetapi kami tahu sebelumnya bahwa mereka akan datang sehingga kami berada di atas angin," kata juru bicara Mandalay PDF Bo Tun Tauk Naing, menambahkan bahwa pertempuran masih berlangsung pada saat pelaporan.

"Anggota masyarakat di daerah itu telah pindah ke tempat yang aman, dan kami belum mundur. Kami akan terus berjuang," kata Bo Tun Tauk Naing. "Kami telah menyatakan perang. Hari yang kita tunggu-tunggu akhirnya tiba."

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

Penduduk setempat Mandalay mengatakan kepada Myanmar Now bahwa militer sedang berpatroli di kota dengan setidaknya tiga kendaraan lapis baja untuk mencari tersangka yang terlibat dalam baku tembak.

Televisi Myawaddy milik militer mengatakan di saluran pesan Telegramnya, bahwa pasukan keamanan menggerebek sebuah rumah dan "teroris bersenjata" membalas dengan senjata kecil dan bom.

Dikatakan empat tewas dan delapan ditangkap dan beberapa anggota pasukan keamanan terluka parah. Junta militer menyebut lawan-lawannya sebagai "teroris".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situs berita lokal Myanmar Now mengatakan sekitar 20 tentara melakukan serangan itu, memicu baku tembak, dan tiga kendaraan lapis baja dikerahkan.

Pejabat lain dari kelompok milisi mengatakan kepada portal berita Mizzima bahwa enam anggotanya telah ditangkap dan dua tentara tewas.

Seorang aktivis di Mandalay mengatakan dia mendengar suara tembakan dan melihat sekitar 10 kendaraan lapis baja. "Kami semua takut, tapi setidaknya kami tahu kami mendapat dukungan dari bangsa," katanya. "Semua orang di Myanmar tahu situasi di Mandalay sekarang."

Sekelompok kecil demonstran terlihat berkumpul di belakang milisi Mandalay, membawa spanduk dan membuat salam tiga jari yang melambangkan perlawanan terhadap kekuasaan militer.

Seorang juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar. MRTV yang dikelola negara tidak melaporkan kerusuhan Mandalay selama siaran berita malamnya.

Kedutaan Besar AS di Myanmar mengatakan di Twitter bahwa mereka melacak laporan pertempuran di Mandalay dan segera menyerukan penghentian kekerasan.

Militer Myanmar telah menggunakan artileri dan serangan udara dalam menanggapi serangan gerilya terhadap tentara di tempat lain di Myanmar, yang telah menyebabkan korban di kedua sisi dan eksodus puluhan ribu orang.

Aung San Suu Kyi, 76, menghadapi berbagai tuduhan termasuk penghasutan, korupsi, dan pelanggaran rahasia resmi. Dia muncul di pengadilan untuk persidangannya pada Selasa dan dalam keadaan sehat, kata pengacaranya. Pengacaranya mengatakan tuduhan terhadap Suu Kyi tidak berdasar.

Majelis Umum PBB pada hari Jumat menyerukan embargo senjata ke Myanmar dan mendesak junta militer untuk menghormati hasil pemilu Myanmar 8 November dan membebaskan tahanan politik, termasuk Aung San Suu Kyi.

Baca juga: Uni Eropa Beri Sanksi Baru ke Pejabat dan Perusahaan Myanmar

REUTERS | MYANMAR NOW

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Manipur Bergolak lagi, Pemerintah India Berlakukan Jam Malam

4 hari lalu

Petugas polisi antihuru-hara menembakkan peluru asap untuk membubarkan demonstran yang memprotes penangkapan lima orang, yang menurut polisi membawa senjata sambil mengenakan seragam kamuflase, di Imphal, Manipur, India, 18 September 2023. REUTERS/Stringer
Manipur Bergolak lagi, Pemerintah India Berlakukan Jam Malam

Manipur bergolak lagi ketika dua jasad mahasiswa komunitas Meitei yang diduga diculik ditemukan pekan ini.


Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

9 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Ministerial Plenary Meeting of the Global Counter-Terrorism Forum (GCTF) ke-13 di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat pada Rabu (20/9/2023). (ANTARA/HO-Kemlu RI)
Menlu Retno Bahas Isu Myanmar dengan Palang Merah Internasional, 5PC Masih Menjadi Rujukan

Menlu Retno membahas isu Myanmar dengan Presiden ICRC di sela-sela rangkaian Sidang Umum PBB.


AS Bantu Rohingya Rp1,78 T, Menlu Retno Usulkan 2 Cara Atasi Masalah Mereka

10 hari lalu

Orang-orang melarikan diri dengan barang-barang mereka saat kebakaran di kamp pengungsi Cox's Bazar berlanjut, Bangladesh 5 Maret 2023 dalam gambar diam yang diperoleh REUTERS dari sebuah video.  Mohammed salim Khan/melalui REUTERS
AS Bantu Rohingya Rp1,78 T, Menlu Retno Usulkan 2 Cara Atasi Masalah Mereka

Amerika Serikat akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 116 juta dolar AS atau Rp1,78 triliun untuk warga Rohingya


Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Bahas Myanmar hingga Pencalonan Indonesia di Dewan HAM

13 hari lalu

Menlu Retno Marsudi bersiap memimpin jalannya Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama China di Jakarta, Kamis 13 Juli 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Bahas Myanmar hingga Pencalonan Indonesia di Dewan HAM

Menlu Retno melakukan beberapa pertemuan bilateral di Sidang Majelis Umum PBB, membahas berbagai isu dari bantuan Myanmar hingga pencalonan Indonesia di Dewan HAM.


India Menjadi Bharat, Berikut 5 Negara Ini Pernah Ganti Nama

17 hari lalu

Modi menggunakan 'Bharat' untuk papan nama G20, bukan India, di tengah baris perubahan namaLayar raksasa menampilkan Perdana Menteri India Narendra Modi di Pusat Media Internasional, saat ia duduk di belakang tanda negara bertuliskan
India Menjadi Bharat, Berikut 5 Negara Ini Pernah Ganti Nama

Selain India ada beberapa negara lain yang juga mengganti nama negara dengan berbagai alasan


India Ganti Nama, Ini 10 Negara yang juga Pernah Ganti Nama

17 hari lalu

Modi menggunakan 'Bharat' untuk papan nama G20, bukan India, di tengah baris perubahan namaLayar raksasa menampilkan Perdana Menteri India Narendra Modi di Pusat Media Internasional, saat ia duduk di belakang tanda negara bertuliskan
India Ganti Nama, Ini 10 Negara yang juga Pernah Ganti Nama

India ganti nama menjadi Bharat. Ingin menghapus jejak penjajahan Inggris


Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

19 hari lalu

Desa Nyaung Ohak Myanmar (Tangkapan layar Yotube)
Desa Purba di Myanmar Ini Menyimpan Ratusan Stupa dan Pagoda dari Abad ke-13

Nyaung Ohak, nama desa di Myanmar, juga dikenal sebagai Desa Purba karena memiliki banyak stupa dan pagoda bersejarah.


Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

20 hari lalu

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi. REUTERS/Alishia Abodunde
Putra Aung San Suu Kyi Cemas Ibunya Tak Boleh Berobat

Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi, tidak pernah bisa berkomunikasi dengan sang ibu sejak peraih nobel itu ditahan.


Kabareskrim Sebut Cara Kerja Sindikat Kasus Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama Sangat Rapi

20 hari lalu

Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada saat memberi keterangan soal pengungkapan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang di Polda Metro Jaya, Kamis, 20 Juli 2023. Tempo/Febri Angga Palguna
Kabareskrim Sebut Cara Kerja Sindikat Kasus Narkoba Kelas Kakap Fredy Pratama Sangat Rapi

Kabareskrim Polri, Wahyu Widada, menyampaikan total penyitaan terhadap barang bukti narkotika dalam kasus ini sebanyak 10.2 ton sabu.


Utusan Myanmar untuk PBB Serukan Tekanan Lebih Besar terhadap Junta

21 hari lalu

Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun. UN TV/REUTERS
Utusan Myanmar untuk PBB Serukan Tekanan Lebih Besar terhadap Junta

Ketua delegasi Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun menyerukan tekanan lebih besar guna menghentikan "kekejaman militer" yang dilakukan junta