TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG), akhirnya selesai melatih rombongan pertama prajurit pemberontakannya, People's Defence Force. Dilatih selama beberapa pekan, mereka adalah pasukan yang akan berhadapan langsung dengan Militer Myanmar.
Dikutip dari kantor berita Reuters, selesainya masa pelatihan itu dirayakan dengan parade. Para prajurit yang lulus berparade mengenakan seragam loreng-loreng dan bendera satuan mereka, bintang merah putih, di hutan tempat latihan digelar. Videonya pun disebarluaskan oleh Menteri Pertahanan NUG, Yee Mon, pada Jumat kemarin, 28 Mei 2021.
"Inilah militer yang benar-benar dibentuk oleh pemerintahan sipil yang sah. People's Defence Force akan bertarung bersama dan melindungi rakyat. Kami akan memenangkan pertarungan ini," ujar keterangan People's Defence Force, Sabtu, 29 Mei 2021.
Kurang lebih ada 100 orang yang selesai melaksanakan latihan People's Defence Force. NUG telah mensinyalkan bakal ada latihan berikutnya untuk terus menambah sumber daya melawan Junta Myanmar.
Junta Myanmar enggan berkomentar soal selesainya latihan itu. Adapun Junta Myanmar sempat mengatakan bahwa NUG beserta prajurit-prajuritnya adalah kelompok teroris.
Per berita ini ditulis, Junta Myanmar, yang terdiri atas figur-figur militer, telah memimpin selama 4 bulan. Pada 1 Februari lalu, mereka mengkudeta administrasi Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Wyin Mint untuk mengambil alih pemerintahan.
Kudeta Myanmar dipicu kekalahan partai afiliasi militer di Pemilu 2020. Militer Myanmar menyakini ada kecurangan di pemilu tersebut, namun gagal menunjukkan bukti konkrit. Tidak senang, Militer Myanmar kemudian mengkudeta pemerintahan, memperkarakan para pejabat negara, dan membubarkan parlemen. Parlemen itulah yang kemudian menjadi NUG.
Selama Junta Myanmar memimpin di negeri seribu pagoda itu, ratusan jiwa terbunuh. Mereka membantai warga sipil. Menurut data PBB, total ada 800 orang yang tewas dibunuh. Selain itu, ada 4000 orang lebih yang menjadi tahanan politik. Junta Myanmar membantah angka tersebut, mengatakan jumlah korban tidak sampai 300 orang.
Berbagai upaya diplomasi untuk menyelesaikan krisis di Myanmar belum membuahkan hasil. ASEAN sempat mengundang Panglima Junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, ke ASEAN Leaders Meeting. Pertemuan itu menghasilkan konsensus dengan penekanan pada penyelesaian aksi kekerasan. Namun, upaya ke penerapannya masih berjalan.
Baca juga: Para Selebritas Penentang Kudeta Myanmar Mulai Diadili
ISTMAN MP | REUTERS