TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dan Ukraina mengadakan latihan militer serentak pada Rabu ketika menteri luar negeri dan pertahanan NATO memulai rapat darurat tentang pengerahan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina.
Amerika Serikat dan NATO khawatir dengan peningkatan besar pasukan Rusia di dekat Ukraina dan di Krimea, semenanjung yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014, dan dua kapal perang AS akan tiba di Laut Hitam minggu ini.
Rusia mengatakan pergerakan angkatan laut AS sebagai provokasi dan memperingatkan AS untuk menjauh dari Krimea dan pantai Laut Hitam.
Rusia mengatakan pengerahan pasukannya adalah latihan militer kilat tiga minggu untuk menguji kesiapan tempur dari ancaman NATO. Latihan itu akan selesai dalam dua minggu, kata Kremlin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi posisi angkatan bersenjata di dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia selama perjalanan kerjanya di wilayah Donbass, Ukraina 8 April 2021. Pada 26 Maret silam, empat serdadu Ukraina tewas akibat tembakan senjata artileri Rusia ke kawasan timur Ukraina. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Menjelang kedatangan kapal perang AS, angkatan laut Rusia pada hari Rabu memulai latihan di Laut Hitam yang melatih penembakan pada target permukaan dan udara. Latihan itu dilakukan sehari setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta Moskow untuk mengakhiri pengerahan pasukannya.
Di Ukraina, angkatan bersenjata berlatih menangkis serangan tank dan infanteri di dekat perbatasan Krimea yang dicaplok Rusia, sementara menteri pertahanan Ukraina, Andrii Taran, mengatakan kepada anggota parlemen Eropa di Brussel bahwa Rusia sedang bersiap untuk menyimpan senjata nuklir di Krimea.
Taran tidak memberikan bukti untuk klain senjata nuklir, tetapi mengatakan Rusia mengumpulkan 110.000 tentara di perbatasan Ukraina dalam 56 kelompok taktis seukuran batalion, mengutip intelijen terbaru Kiev.
Pertempuran meningkat dalam beberapa pekan terakhir di timur Ukraina, tempat pasukan pemerintah memerangi separatis yang didukung Rusia dalam konflik tujuh tahun yang menurut Kiev telah menewaskan 14.000 orang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengunjungi posisi angkatan bersenjata di dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia selama perjalanan kerjanya di wilayah Donbass, Ukraina 8 April 2021. Pada 9 April 2021 pemberontak separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina telah bentrok di bagian timur negara itu. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang mengadakan pembicaraan di Brussel dengan Stoltenberg menjelang konferensi video dari ke-30 sekutu NATO, mengatakan aliansi tersebut akan membahas tindakan agresif Rusia terhadap Ukraina, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Hubungan Rusia dengan Amerika Serikat merosot ke titik terendah baru pasca-Perang Dingin bulan lalu, setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan Vladimir Putin adalah "pembunuh".
Dalam percakapan telepon dengan Putin pada hari Selasa, Biden mengusulkan diadakannya pertemuan tingkat tinggi antara para pemimpin untuk mengatasi sejumlah masalah, termasuk mengurangi ketegangan atas Ukraina.
Kremlin pada hari Rabu mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan KTT semacam itu, dan mengadakan pertemuan semacam itu bergantung pada perilaku AS di masa depan.
Rusia berulang kali menuduh NATO mengganggu stabilitas Eropa dengan memperkuat pasukannya di negara-negara Baltik dan Polandia, yang semuanya anggota aliansi Atlantik, setelah pencaplokan Krimea oleh Rusia.
NATO membantah klaim Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu bahwa NATO mengerahkan 40.000 tentara dan 15.000 peralatan militer di dekat perbatasan Rusia, terutama di Laut Hitam dan wilayah Baltik.
Baca juga: NATO Minta Rusia Tarik 80 Ribu Tentara di Perbatasan Ukraina dan Krimea
REUTERS