Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Jiwa Terus Bertambah, Demonstran Myanmar Warnai Jalanan Merah Darah

image-gnews
Demonstran memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 21 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]
Demonstran memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 21 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Myanmar belum menyerah mendesak junta militer untuk segera mengakhiri kudeta. Dalam unjuk rasa terbarunya, mereka mewarnai jalanan dan bangunan Myanmar dengan cat merah darah, merepresentasikan jumlah korban yang terus bertambah. Per berita ini ditulis, jumlah korban jiwa selama kudeta Myanmar mencapai 714 orang.

Hari Tradisional Myanmar, Thingyan, bakal menjadi puncak demonstrasi pekan ini. Menyusul dibatalkannya berbagai festival dan upacara tradisional, warga bersiap memanfaatkan hari libur yang ada untuk meningkatkan desakan kepada junta militer, termasuk memerahkan Myanmar.

"Tujuan dari 'serangan berdarah' ini adalah untuk mengenang para martir yang meninggal dalam memperjuangkan demokrasi. Kita tidak boleh berpesta dalam periode festival kali ini. Kita harus berduka kepada para martir dan melanjutkan perjuangannya," ujar salah seorang demonstran Myanmar, dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 14 April 2021.

Aksi mengecat jalanan dan bangunan dengan warna merah darah itu berlangsung di berbagai kota. Salah satunya Mandalay. Di sana, jalanan dihujani cat merah, diikuti dengan coret-coretan tulisan seperti "Semoga kediktatoran militer berakhir", "Gulingkan era ketakutan", dan "Darah belum mengering di jalanan".

Di Yangon, ada coret-coretan yang secara langsung menyindir PBB. Warga menuliskan, "Hai PBB, apa kabar? Kami harap kalian baik-baik saja karena kami sekarang sekarat". Sebagaimana diketahui, PBB belum mengambil sanksi ataupun resolusi tegas atas situasi Myanmar. Diyakini hal itu karena Cina dan Rusia yang pernah memveto resolusi krisis Rohingya di Myanmar pada 2017 lalu.

Kapala Badan HAM PBB, Michelle Bachelet, tidak menyangkal situasi di Myanmar sudah parah. Ia bahkan menyebut situasi di Myanmar mengarah ke "Konflik menyeluruh" dan mengingatkannya pada situasi di Suriah pada 2011. Namun, kata ia, situasi itu bisa dicegah apabila komunitas internasional kompak merespon situasi di Myanmar.

Kepala Badan HAM PBB, Michelle Bachelet. Reuters

"Saya melihat bayang-bayang Suriah tahun 2011 (di Myanmar). Di sana, kita juga melihat unjuk rasa damai yang direspon dengan kekerasan yang berlebihan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tindakan brutal dan tekanan pemerintah secara terus menerus mendorong sejumlah orang untuk mengangkat senjata yang kemudian diikuti dengan kekerasan tiada akhir," ujar Bachelet, mengingat situasi krisis Suriah 2011 dan kekhawatiran hal itu terulang di Myanmar.

Michelle Bachelet wajar takut. Kelompok etnis bersenjata di Myanmar sudah bersumpah bakal melawan kekejaman Militer Myanmar. Jika tidak segera ditangani, aksi tersebut diprediksi berbagai pakar bakal berujung pada perang saudara dan Myanmar menjadi negara gagal.

Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menyuarakan hal tersebut. Menurutnya, ancaman perang sipil dan negara gagal itu nyata bagi Myanmar. Oleh karenanya, ia meminta PBB, komunitas internasional, ASEAN, termasuk Indonesia, untuk mengambil langkah tegas atas situasi Myanmar.

"Konflik kelompok etnis bersenjata dan Militer Myanmar semakin memperparah krisis di Myanmar. Per 8 April saja, menurut data HAM ALTSEAN, setidaknya ada 20 ribu pengungsi baru dari Kachin dan Karen. Ada juga 100 ribu pekerja migran yang melarikan diri dari Yangon," ujar Usman Hamid.

Usman Hamid menganjurkan Dewan Keamanan PBB untuk segera memberlakukan embargo senjata global. Selain itu, sanksi keuangan terhadap Militer Myanmar dan merujuk situasi ke Pengadilan Kriminal Internasional. Untuk ASEAN, Usman Hamid menganjurkan mereka memastikan akses rakyat Myanmar pada bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Warga Myanmar Dipaksa Bayar 85 Dollar Untuk Jemput Jenazah Korban Kudeta

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

9 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

1 hari lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

2 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

2 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

2 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

2 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

5 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

6 hari lalu

Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri mengheningkan cipta, untuk menghormati para korban serangan di tempat konser Balai Kota Crocus di Moskow, pada hari pemungutan suara mengenai resolusi Gaza yang menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadan yang mengarah ke gencatan senjata permanen.  gencatan senjata berkelanjutan, dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, di markas besar PBB di New York City, AS, 25 Maret 2024. REUTERS/Andrew Kelly
Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?