TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Hamzah dari Yordania yang saat ini berada dalam tahanan rumah, mengatakan dalam rekaman suara yang dirilis pada Senin, bahwa dia akan tidak mematuhi perintah militer untuk tidak berkomunikasi dengan dunia luar.
Hamzah bin Hussein, saudara tiri Raja Abdullah dan mantan pewaris takhta, mengatakan dalam rekaman yang dirilis oleh oposisi negara, bahwa dia tidak akan mematuhi perintah pembungkaman setelah dilarang dari kegiatan apa pun dan disuruh diam.
"Saya akan bersuara dan tidak akan mematuhi ketika mereka memberi tahu Anda bahwa Anda tidak dapat keluar atau men-twit atau menghubungi orang-orang dan hanya diizinkan untuk melihat keluarga," katanya dalam rekaman yang dia bagikan kepada teman dan kontaknya, dikutip dari Reuters, 5 April 2021.
Pada hari Sabtu, militer memperingatkan Pangeran Hamzah atas tindakan yang diklaim dapat merusak "keamanan dan stabilitas" di Yordania. Pangeran Hamzah kemudian mengatakan dia sedang dalam tahanan rumah. Beberapa tokoh terkenal juga ditahan.
Pejabat Yordania mengumumkan pada Ahad bahwa Pangeran Hamzah telah berhubungan dengan orang-orang yang memiliki kontak dengan pihak asing, dalam plot yang bertujuan untuk mengganggu keamanan negara dan dia telah diselidiki.
Raja Abdullah II dari Yordania. Mark Wilson/Getty Images
Wakil Perdana Menteri Yordania, Ayman Safadi, mengatakan pada konferensi pers hari Minggu bahwa pejabat keamanan telah menyadap komunikasi antara Hamzah, lingkarannya, dan pihak asing tentang dugaan rencana yang dia klaim akan merusak stabilitas dan keamanan negara.
"Penyelidikan telah mendeteksi gangguan dan komunikasi, termasuk beberapa dengan entitas asing, pada waktu yang ideal untuk mengambil langkah-langkah menuju ketidakstabilan keamanan Yordania," kata Safadi, dilaporkan CNN.
Dia juga menuduh Pangeran Hamzah mencoba "memobilisasi" orang Yordania untuk melawan negara selama "beberapa waktu".
Namun dalam pernyataan video yang diperoleh BBC pada Sabtu, pangeran membantah bahwa dia adalah "bagian dari konspirasi atau organisasi jahat atau kelompok yang didukung asing" dan menolak tuduhan konspirasi anti-pemerintah.
"Saya di rumah sendirian dengan istri saya, anak-anak kami yang masih kecil dan saya ingin membuat rekaman ini, sehingga jelas bagi dunia, bahwa apa yang Anda lihat dan dengar dalam konteks dari pernyataan resmi bukanlah cerminan dari realitas di lapangan," katanya dalam video tersebut.
Baca juga: Dianggap Mengancam Yordania, Ini 5 Fakta Soal Pangeran Hamzah Bin Hussein
AS dan sejumlah negara Arab telah menyuarakan dukungan mereka terhadap Raja Abdullah.
Arab Saudi mengatakan menawarkan dukungan penuh "untuk semua keputusan dan tindakan" yang diambil oleh Raja Abdullah untuk menjaga keamanan, Saudi Press Agency melaporkan, mengutip pernyataan Dewan Kerajaan Saudi.
"Raja Abdullah adalah mitra kunci Amerika Serikat, dan dia mendapat dukungan penuh kami, "kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada CNN.
Tidak jelas mengapa kerajaan memutuskan untuk menindak Pangeran Hamza sekarang, tetapi Pangeran Hamzah telah memancing risiko dengan sering mengunjungi pertemuan suku, di mana beberapa orang mengkritik Raja Abdullah.
Para pejabat mengatakan upaya sedang dilakukan untuk menyelesaikan krisis di dalam keluarga kerajaan, tetapi Pangeran Hamzah tidak mau bekerja sama.
Raja Abdullah mencopot Pangeran Hamzah dari posisinya sebagai pewaris takhta pada tahun 2004, suatu tindakan yang memperkuat kekuasaannya atas Yordania.