TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Yordania menjustifikasi penangkapan dan penahanan Hamzah bin Hussein yang sebelumnya bergelar putra mahkota. Dikutip dari kantor berita Reuters, Menteri Luar Negeri Ayman Safadi menyatakan Hussein telah berkomplot dengan pihak asing untuk mengganggu keamanan dan stabilitas Yordania. Oleh karenanya, kata Safadi, tidak benar penangkapan adik tiri dari Raja Abdullah II tersebut bersifat sewenang-wenang dan tak berdasar.
"Dia sudah dalam investigasi kami beberapa waktu terakhir. Kami memonitor komunikasinya dengan pihak asing soal kapan waktu yang tepat untuk mengacaukan Yordania," ujar Safadi, Senin, 5 April 2021.
Safadi melanjutkan, komunikasi itu juga berkaitan soal kapan waktu yang tepat untuk Hussein dan istrinya meninggalkan Yordania. Oleh karenanya, menurut aparat, hal itu sudah cukup untuk menggambarkan niat buruk Hussein mengganggu stabilitas Yordania dan kemudian meninggalkannya.
Perihal siapa pihak asing yang dihubungi oleh Hussein, Safadi tidak ingin mengungkapkannya. Ia hanya menyatakan mereka berasal dari lembaga intelijen negara lain.
"Investigasi menunjukkan aktivitas dan pergerakan (Hamzah bin Hussein dan pihak asing) sudah mengarah ke tahapan yang akan mempengaruhi langsung keamanan dan stabilitas Yordania,"
Raja Abdullah dan Ratu Rania dari Yordania. Royal Hashemite Court vis Getty Images
"Raja Abdullah II ingin menangani masalah ini dengan berbicara langsung kepada Pangeran Hamzah (bin Hussein) terlebih dulu. Ia ingin menyelesaikan masalah yang ada secara kekeluargaan," ujar Safadi yang juga menyebut Hussein tidak kooperatif.
Selain mengungkap soal peranan Hussein, Safadi juga mengklarifikasi jumlah anggota keluarga kerajaan dan pejabat Yordania yang telah ditangkap. Ia menyatakan jumlahnya berada di kisaran 14-16 orang, termasuk Hussein.
Seperti diberitakan sebelumnya, militer menangkap sejumlah pejabat dan anggota keluarga Kerajaan Yordania pada akhir pekan lalu. Menurut Militer Yordania, penangkapan tersebut dilakukan karena para target diyakini menjadi ancaman terhadap "keamanan dan stabilitas Yordania". Hamzah bin Hussein adalah salah satu di antaranya.
Oleh Militer Yordania, Hussein dijadikan tahanan rumah. Ia tidak diperbolehkan berkomunikasi ataupun melakukan aktivitas yang bisa mengancam keamanan Yordania.
Hussein diam-diam membocorkan kabar penangkapannya ke media. Ia mengabarkan dirinya dicurigai telah menyusun rencana makar. Adapun ia menyakini dugaan tersebut muncul karena dirinya kerap mengkritik pemerintahan Raja Abdullah II yang ia rasa tidak bagusnya performanya mulai dari penanganan ISIS hingga COVID-19 di Yordania.
Baca juga: Penangkapan Putra Mahkota Dianggap Bisa Berdampak Buruk Bagi Raja Yordania
ISTMAN MP | REUTERS