Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Swiss Bakal Gelar Referendum untuk Larang Cadar

image-gnews
Sebuah poster dari komite inisiatif menentang pemakaian Burka dan cadar (Verhuellungsverbot) bertuliskan
Sebuah poster dari komite inisiatif menentang pemakaian Burka dan cadar (Verhuellungsverbot) bertuliskan "Hentikan ekstremisme! Larangan kerudung -Ya" terlihat di dekat Birensdorf, Swiss, Jumat, 12 Februari 2021. Pada tanggal 7 Maret, pemilih Swiss akan memutuskan tentang pelarangan cadar nasional. REUTERS/Arnd Wiegmann
Iklan

TEMPO.CO, - Pemerintah Swiss bakal mengadakan referendum untuk menentukan larangan memakai cadar Ahad besok. Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar rakyat Swiss mendukung larangan cadar untuk diatur dalam undang-undang.

Jelang referendum ini, Partai Rakyat Swiss (SVP), partai sayap kanan, memasang baliho di sebuah desa di Zurich dengan gambar seorang wanita mengenakan jilbab hitam dan cadar disertai tulisan 'Hentikan Ekstremisme'.

“Di Swiss, tradisi kami adalah menunjukkan wajah anda. Itu adalah tanda kebebasan dasar kami," kata Walter Wobmann, anggota parlemen SVP dan ketua komite referendum dikutup dari Reuters, Rabu, 3 Maret 2021.

Proposal referendum ini datang jauh sebelum pandemi virus corona yang membuat semua orang menutup wajahnya dengan masker. Pada 11 Oktober 2017, pemerintah Swiss mengumumkan bahwa usulan tentang larangan burqa dan niqab berhasil meraup 100 ribu tanda tangan yang disyaratkan untuk dilakukan pemungutan suara. 

Usulan referendum larangan cadar ini tidak menyebut Islam secara langsung. Mereka justru mengaitkannya bahwa larangan ini diperlukan guna mewaspadai perusuh yang biasa menutupi wajahnya. Tetap saja, politikus, media, dan juru kampanye lokal menjulukinya sebagai larangan burqa.

Proposal itu membuat hubungan Swiss dan umat Islam menegang setelah warga memilih untuk melarang pembangunan menara masjid baru pada 2009. Dua kanton atau distrik di Swiss telah melarang penggunaan penutup wajah secara lokal.

Wobmann mengatakan pemungutan suara itu tidak menentang Islam itu sendiri, tetapi menyatakan jika cadar simbol dari Islam politik yang ekstrem. "Yang telah menjadi semakin menonjol di Eropa dan tidak memiliki tempat di Swiss," ucap diam

Prancis melarang penggunaan cadar di depan umum pada tahun 2011 dan Denmark, Austria, Belanda, dan Bulgaria memiliki larangan penuh atau sebagian untuk mengenakan penutup wajah di depan umum.

Tidak ada seorang pun di Swiss yang mengenakan burqa dan hanya sekitar 30 wanita yang mengenakan niqab, perkiraan Universitas Lucerne. Muslim membentuk 5,2 persen dari populasi Swiss yang berjumlah 8,6 juta orang, dengan sebagian besar berasal dari Turki, Bosnia dan Kosovo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Muslim Swiss mengatakan partai-partai sayap kanan menggunakan pemungutan suara untuk mengumpulkan pendukung dan menjelekkan mereka. Umat muslim di sana memperingatkan larangan ini dapat memicu perpecahan yang lebih luas.

“Niqab adalah lembaran kosong yang memungkinkan orang untuk memproyeksikan ketakutan mereka ke atasnya,” kata Andreas Tunger-Zanetti, manajer Pusat Penelitian Agama di Universitas Lucerne.

"Tapi ... Anda sangat tidak mungkin bertemu seseorang di jalan Swiss mengenakannya."

Dia mengatakan larangan berisiko memperkuat citra Swiss sebagai anti-Islam dan dapat menimbulkan kebencian di antara sebagian Muslim.

Rifa'at Lenzin, 67 tahun, seorang wanita Muslim Swiss, mengatakan dia sepenuhnya menentang larangan tersebut, yang menangani masalah yang tidak ada, di negara di mana Muslim terintegrasi dengan baik. "Mengubah konstitusi untuk memberi tahu orang apa yang boleh dan tidak boleh mereka pakai adalah ide yang sangat buruk. Ini Swiss, bukan Arab Saudi," tuturnya.

“Kami adalah Muslim tetapi kami adalah warga negara Swiss yang tumbuh di sini juga,” kata Lenzin. “Pemungutan suara ini benar-benar rasis dan Islamofobia".

Baca juga: Perempuan di Belanda Diusir dari Bus karena Cadar

Sumber: REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bacaan Doa Mandi Tobat dan Tata Caranya

1 hari lalu

Bolehkah mandi wajib setelah sahur? Jawabannya boleh dan tetap sah berpuasa. Namun, tetap memperhatikan beberapa aturannya berikut ini. Foto: Canva
Bacaan Doa Mandi Tobat dan Tata Caranya

Agar tobat diterima oleh Allah, ketahui bacaan mandi taubat dan tata caranya berikut ini. Mandi tobat bertujuan untuk memulai hidup baru yang bersih.


Doa Masuk Rumah Beserta Artinya Agar Penghuni Selalu Tentram

1 hari lalu

Doa masuk rumah. Foto: Canva
Doa Masuk Rumah Beserta Artinya Agar Penghuni Selalu Tentram

Sebelum masuk rumah, sebaiknya mengucapkan doa agar rumah dilindungi dan tentram. Ini doa masuk rumah beserta artinya.


5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi Penggemar Bollywood

4 hari lalu

Lauterbrunnen, Swiss. Unsplash.com/Robin Ulrich
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi Penggemar Bollywood

Melalui film Bollywood kita dibawa ke destinasi indah di seluruh dunia, meskipun belum pernah mengunjunginya


Negara Muslim dan Eropa Berkumpul di Spanyol, Bahas Pembentukan Negara Palestina

6 hari lalu

Orang-orang yang mendukung warga Palestina berpartisipasi dalam NYC Pride March 2024 di Manhattan di New York City, AS, 30 Juni 2024. Aksi dukungan untuk warga Palestina dan desakan agar Israel menghentikan aksi genosida turut disuarakan dalam parade tahunan LGBT di sejumlah negara. REUTERS/Jeenah Moon
Negara Muslim dan Eropa Berkumpul di Spanyol, Bahas Pembentukan Negara Palestina

Negara-negara Muslim dan Eropa membahas pembentukan negara Palestina di Spanyol kemarin.


5 Tempat Wisata di India yang Mirip Venesia, Swiss, hingga Kastil Unik di Eropa Timur

7 hari lalu

Jal Mahal, Jaipur, India. Unsplash.com/Jayanth Muppaneni
5 Tempat Wisata di India yang Mirip Venesia, Swiss, hingga Kastil Unik di Eropa Timur

Kalau belum ada kesempatan mengunjungi Eropa, bisa mengganti pilihan destinasi sementara ke India.


Kepala BPIP Bahas Prestasi Pribadi Saat DPR Tanya Polemik Jilbab Paskibraka, Lengkapi Kontroversi Yudian Wahyudi

9 hari lalu

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi saat ditemui usai Konferensi Pers Peringatan Hari Lahir Pancasila pada Kamis, 30 Mei 2024 di Kota Dumai, Riau. TEMPO/Adinda Jasmine
Kepala BPIP Bahas Prestasi Pribadi Saat DPR Tanya Polemik Jilbab Paskibraka, Lengkapi Kontroversi Yudian Wahyudi

Kepala BPIP Yudian Wahyudi mengungkapkan prestasi pribadinya saat DPR bertanya soal polemik jilbab Paskibraka lalu.


Politikus di Swiss Dihujat karena Jadikan Gambar Bunda Maria Target Latihan Tembak

10 hari lalu

Sanija Ameti. Foto : X
Politikus di Swiss Dihujat karena Jadikan Gambar Bunda Maria Target Latihan Tembak

politikus anggota Partai Kebebasan Hijau Swiss (GLP) meminta maaf karena menggunakan sebuah gambar Bunda Maria untuk praktik olahraga menembak


Menariknya Perjalanan Glacier Express yang Lambat Dibalut Kemewahan

13 hari lalu

Glacier Express. unusualplaces.org
Menariknya Perjalanan Glacier Express yang Lambat Dibalut Kemewahan

Glacier Express bukan sekedar perjalanan dari satu destinasi ke destinasi lainnya, tapi menikmati pemandangan menakjubkan di Swiss


Hamas Kecam Pendanaan Pemukim Israel ke Masjid Al Aqsa: Dapat Picu Perang Agama!

23 hari lalu

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Al-Aqsa yang juga dikenal orang Yahudi sebagai Temple Mount di Kota Tua Yerusalem 21 Mei 2023. Minhelet Har-Habait, Temple Mount Administration/Handout via REUTERS.
Hamas Kecam Pendanaan Pemukim Israel ke Masjid Al Aqsa: Dapat Picu Perang Agama!

Hamas mengatakan keputusan Israel untuk mendanai tur bagi pemukim Yahudi di Masjid Al Aqsa merupakan dapat memicu perang agama


Pertama Kali, Israel Danai Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al Aqsa

24 hari lalu

Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Al-Aqsa yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem pada 13 Agustus 2024, dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran. (Temple Mount Administration/Handout via REUTERS)
Pertama Kali, Israel Danai Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al Aqsa

Israel untuk pertama kalinya akan membiayai pemukim ilegal Israel di daerah pendudukan Yerusalem timur menyerbu Masjid Al Aqsa