Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Presiden Erdogan Mau Rombak Lagi Konstitusi Turki

image-gnews
Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam upacara peringatan kematian pendiri Turki modern Ataturk, di Ankara, Turki 10 November 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran via REUTERS]
Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam upacara peringatan kematian pendiri Turki modern Ataturk, di Ankara, Turki 10 November 2020. [Kantor Pers Kepresidenan / Selebaran via REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin Partai AK yang berkuasa dan rekan koalisi nasionalisnya akan menyusun konstitusi baru, kurang dari empat tahun setelah Turki merombak konstitusi sebelumnya untuk memberikan kekuasaan besar kepada Erdogan.

Turki telah memberikan suara untuk mendukung perubahan konstitusional pada tahun 2017, memimpin negara tersebut untuk beralih dari demokrasi parlementer ke sistem presidensial eksekutif meskipun mendapat reaksi keras dari partai oposisi dan kritikus.

Erdogan terpilih sebagai presiden di bawah sistem baru pada tahun 2018, dengan kekuatan eksekutif luas yang digambarkan oleh partai-partai oposisi sebagai "rezim satu orang".

AKP dan rekan koalisinya, Partai Gerakan Nasionalis (MHP), membela sistem tersebut dengan mengatakan itu menciptakan aparatur negara yang lebih ramping.

"Mungkin, sudah waktunya Turki untuk sekali lagi membahas konstitusi baru," kata Erdogan usai rapat kabinet di Ankara, dikutip dari Reuters, 2 Februari 2021. "Jika kami mencapai kesepakatan dengan mitra koalisi kami, kami dapat memobilisasi untuk konstitusi baru di masa mendatang," katanya, menambahkan bahwa upaya itu harus transparan dan dibagikan dengan publik.

Pendukung Presiden Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki dan berteriak slogan saat berdiri di sekitar Monumen Republik di Taksim Square di Istanbul, Turki, 16 Juli 2016. Warga sipil merayakan kegagalan kudeta yang dilakukan pasukan militer Turki. REUTERS

"Tidak peduli seberapa banyak kita berubah, tidak mungkin menghapus tanda-tanda kudeta dan pengawasan yang telah dimasukkan ke dalam semangat konstitusi," kata Erdogan.

Erdogan mengaku kesal karena upaya sebelumnya untuk konstitusi baru telah gagal karena oposisi utama bersikap tanpa kompromi.

Baca juga: Saling Kirim Surat, Erdogan dan Presiden Prancis Mesra Kembali

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernyataan Erdogan muncul beberapa minggu setelah pemimpin MHP Devlet Bahceli menyarankan perubahan konstitusional untuk melarang Partai Demokratik Rakyat (HDP) pro-Kurdi karena separatisme, sebuah langkah yang dikutuk HDP sebagai upaya untuk membungkam enam juta suara.

Bahceli telah lama menjadi pengkritik sengit HDP dan seperti Erdogan, menuduhnya terkait dengan militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah memerangi pemberontakan berusia 36 tahun di Turki tenggara. HDP membantahnya.

"Menyusun konstitusi bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan di bawah bayang-bayang kelompok yang terkait dengan organisasi teroris (PKK) dengan orang-orang yang ikatan mental dan emosionalnya terputus dengan negara mereka," kata Erdogan pada Senin, tanpa menyebutkan secara spesifik partai HDP.

Kelompok hak asasi manusia dan sekutu Barat Turki telah mengkritik apa yang mereka lihat sebagai peningkatan otoritarianisme dan ancaman terhadap supremasi hukum di bawah Erdogan, terutama sejak upaya kudeta 2016 yang mendorong tindakan keras terhadap oposisinya di lembaga publik, militer, dan di tempat lain.

Otoritas Turki telah menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan tindakan represif Erdogan diperlukan untuk keamanan nasional.

REUTERS

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-turkey-politics-erdogan/turkeys-erdogan-says-may-begin-working-on-new-constitution-idUSKBN2A13EQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

2 hari lalu

Pria Palestina duduk di reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza utara, 22 April 2024. PkkREUTERS/Mahmoud Issa
Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

3 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

5 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza


Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

6 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam rapat umum solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Istanbul, Turki 28 Oktober 2023. REUTERS/Dilara Senkaya
Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

9 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

10 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

10 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

12 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

15 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

17 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.