TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan produksi dan distribusi vaksin COVID-19 oleh Pfizer berlanjut. Dikutip dari Channel News Asia, beberapa negara di Eropa mengungkapkan bahwa Pfizer dan rekannya, BioNTech, telah memangkas suplai vaksin mereka hingga 50 persen.
Salah satu yang mengalaminya adalah Ceko. Dua pekan terakhir, total volumen suplai dari Pfizer menurun 30 persen. Merespon itu, Pemerintah Ceko memutuskan untuk menahan kampanye vaksinasinya sampai ada kejelasan soal suplai yang akan didapat. Padahal, mereka tengah bersiap untuk vaksinasi dosis kedua.
"Kami harus mengantisipasi kemungkinan penurunan janji vaksinasi COVID-19 tiga pekan ke depan," ujar Menteri Kesehatan Ceko, Jan Blatny, Jumat, 22 Januari 2021.
Selain Ceko, hal senada dialami oleh Polandia. Senin kemarin, mereka hanya menerima 176 ribu dosis vaksin COVID-19 atau separuh dari yang dijanjikan. Romania juga sama, hanya akan menerima 50 persen dari pengiriman suplai berikutnya.
Deputi Menteri Kesehatan Romania, Andrei Baciu, membenarkan hal tersebut. Namun, ia mengklaim volume suplai yang dikirim akan kembali secara bertahap. Perkiraannya, pengiriman kembali normal pada Maret 2021.
Presiden AS terpilih Joe Biden menerima suntikan kedua vaksin Covid-19 di Rumah Sakit ChristianaCare Christiana di Newark, Delaware, 11 Januari 2021. Vaksin Pfizer-BioNTech membutuhkan suntikan kedua sekitar tiga minggu setelah suntikan pertamanya. REUTERS/Tom Brenner
Dengan situasi yang terjadi, negara-negara Eropa memutuskan untuk bertahan dengan suplai yang ada dulu. Beberapa optimistis bakal bertahan, beberapa frustasi. Norwegia, misalnya, menyatakan memiliki suplai cadangan yang bisa digunakan apabila pengiriman suplai terbaru terganggu. Sementara itu, Italia, mengancam akan memperkarakan Pfizer.
Hungaria mengambil langkah berbeda. Mereka mengesahkan vaksin-vaksin COVID-19 dari pengembang lain dahulu, namun memperingatkan mereka jangan sampai pengiriman terganggu seperti Pfizer.
"Kami akan sangat menghargai apabila Komisi Eropa turun tangan untuk memastikan Pfizer dan manufatkur lainnya mengubah (skema) pengiriman (vaksin COVID-19)," ujar Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban.
Terlepas suplai akan kembali normal pada akhirnya, negara-negara di Eropa menyatakan gangguan Pfizer berdampak pada upaya menekan pandemi COVID-19. Sebab, target vaksinasi COVID-19 yang sudah disusun berpotensi tidak tercapai di kala pandemi kian ganas.
Pfizer, hingga berita ini ditulis, belum berkomentar. Tahun lalu, di Amerika, mereka sempat menyatakan bahwa salah satu gangguan yang mereka hadapi adalah ketersediaan bahan baku. Sementara itu, beberapa hari lalu, Pfizer dikabarkan akan membuka pusat produksi di Belgia untuk mempermudah distribusi di Eropa.
Baca juga: Sempurnakan Imunisasi, Israel Berbagi Data Vaksinasi COVID-19 Dengan Pfizer
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA