TEMPO.CO, Jakarta - Inkumben Presiden Amerika Donald Trump membuat kehebohan baru dengan memberikan grasi penuh kepada Michael Flynn. Michael Flynn adalah mantan Penasehat Keamanan Nasionalnya yang diperkarakan akibat berbohong kepada FBI. Adapun Flynn berbohong soal dugaan keterlibatan Rusia dalam Pilpres Amerika 2016.
"Saya sudah meminta maaf kepada Presiden (Donald Trump) dan Wakil Presiden (Mike Pence). Mereka menerima permintaan maaf ini," ujar Flynn dalam bocoran surat permintaan maafnya, dikutip dari CNN, tahun 2017 lalu.
It is my Great Honor to announce that General Michael T. Flynn has been granted a Full Pardon. Congratulations to @GenFlynn and his wonderful family, I know you will now have a truly fantastic Thanksgiving!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 25, 2020
Siapakah Flynn? Sebelum menjadi Penasehat Keamanan Nasional Amerika, ia memiliki karir panjang di bidang intelijen. Jaringannya luas, lintas negara. Hal itu mengantarkannya ke posisi di lembaga intelijen Angkatan Darat Amerika, Defense Intelligence Agency, yang berdiri di bawah Kementerian Pertahanan (Pentagon). Dia sana, ia menjadi kepalanya sejak 2012.
Di tahun 2014, ia keluar dari lembaga tersebut. Ia dianggap figur yang bermasalah oleh Kementerian Pertahanan. Beberapa hal yang menjadi acuan Pentagon adalah gaya manajemen dan opininya soal perang terhadap kelompok ekstrimis Muslim. Hal itu, salah satunya, terlihat pada masalah keberadaan ISIS di Raqqa, Suriah.
Oleh administrasi mantan Presiden Barack Obama, Flynn diserahi tanggung jawab untuk merekomendasikan kepada siapa Amerika harus bekerjasama dalam melawan ISIS di Raqqa. Flynn lamban mengambil keputusan siapa yang perlu direkomendasikan, membuat penyelesaian masalah di Suriah berlarut-larut.
Belakangan, berkembang dugaan ia berkolusi dengan Turki soal siapa yang pantas dibantu Amerika dan tidak. Presiden Turki, Erdogan, khawatir Amerika membantu milisi yang malah berpotensi menjadi musuh Turki di kemudian hari. Salah satutnya adalah kelompok Kurdish. Michael Flynn sendiri, menurut penelusuran berbagai media, ternyata memiliki hubungan dengan sebuah firma asal Turki berkat jaringan intelijennya yang luas.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan bekas penasehat keamanan nasional, Michael Flynn. USA Today
3 tahun kemudian, usai Donald Trump memenangkan Pilpres Amerika, Michael Flynn direkrut menjadi Penasehat Keamanan Nasionalnya. Hal itu adalah hasil dari menemani Donald Trump selama musim kampanye Pilpres Amerika dan kesamaan pandangan keduanya. Keduanya cenderung memakai perspektif islamophobia dalam menangani perkara terorisme.
Sama seperti karirnya di Pentagon, posisinya sebagai Penasehat Keamanan Nasional hanya seumur jagung. Setelah 24 hari bekerja, ia diminta mengundurkan diri. Gara-garanya, ia berbohong kepada FBI ketika ditanyai apakah dirinya sempat berkomunikasi dengan Rusia selama Pilpres Amerika. Saat itu, Rusia dicurigai mengintervensi jalannya Pilpres Amerika.
Ternyata, Michael Flynn berkomunikasi dengan Duta Besar Rusia di Amerika saat itu, Sergei Kislyak. Ia didudga memainkan posisinya yang dekat dengan Donald Trump, termasuk untuk membahas sanksi Amerika terhadap Rusia. Detil soal percakapan itu belum pernah terungkap lengkap.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato melalui video rekaman di depan Sidang Umum Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di Moskow, Rusia 22 September 2020. Dalam pidatonya, Putin menawarkan vaksin Covid-19 Sputnik-V bagi semua staff PBB. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin
Kebohongan Michael Flynn membawanya ke meja hijau dalam kasus dugaan intervensi oleh Rusia. Rusia membantah mencoba melakukan intervensi, namun Flynn mengaku telah berbohong soal Rusia. Hingga berita ini ditulis, komunitas intelijen Amerika menyatakan bahwa ada bukti-bukti Rusia memang mencoba mempengaruhi, jika tidak ingin dikatakan mengintervensi, Pilpres Amerika.
Mei, Jaksa Agung William Barr, meminta para jaksanya untuk menghentikan kasus Michael Flynn. Donald Trump, kala itu, juga mengklaim Michael Flynn telah diperlakukan secara tidak adil. Michael Flynn sendiri, dikutip dari Reuters, juga mengubah taktiknya dengan mengatakan dirinya telah dijebak untuk mengakui komunikasi dengan Rusia.
Kementerian Kehakiman membantah tuduhan-tuduhan itu. Mereka menyakinkan bahwa tidak ada pelanggaran prosedural dalam pengusutan perkara Michael Flynn. Hakim Distrik Emmet Sullivan, yang memimpin persidangan, juga ogah mengakhiri persidangan perkara Flynn.
Januari lalu, jaksa Federal meminta majelis hakim untuk menghukum Michael Flynn 6 bulan penjara atas tuduhan berbohong, tidak kooperatif, dan tidak belajar dari kesalahannya. Pembacaan putusan berkali-kali ditunda dan sebelum sempat dilaksanakan, Donald Trump sudah mengampuninya duluan.
"Pemberian grasi ini adalah wewenang presidensial yang sangat dinikmati oleh Donald Trump," ujar dua mantan pejabatnya di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
ISTMAN MP | REUTERS