TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pengumuman susunan Kabinet Joe Biden, Ia mulai membuka satu persatu siapa saja yang akan bergabung dengan perangkat pemerintahannya. Salah satunya adalah mantan Deputi Penasehat Keamanan Nasional dan agen CIA Avril Haines yang akan menjadi Direktur Lembaga Intelijen Nasional.
Jika penunjukkan itu disetujui oleh Senat, maka pemilihan Avril Haines akan menjadi langkah bersejarah. Ia akan menjadi perempuan pertama yang memimpin Lembaga Intelijen Nasional. Joe Biden berkata, penunjukkan Avril Haines adalah bagian dari upayanya untuk membuat perangkat pemerintahannya menjunjung keberagaman.
"Individual yang berpengalaman dan sudah teruji di lapangan selain inovatif dan imajinatif. Pencapaiannya tidak terbantahkan," ujar Joe Biden, sebagaimana dikutip dari CNN, Selasa, 24 November 2020.
Walau sudah ditunjuk oleh Joe Biden, Avril Haines tetap membutuhkan pengesahan dari Senat AS, terutama dari Komite Intelijen. Sejauh ini, respon di Senat tergolong positif. Beberapa senator memberikan pujian terhadap pemilihan Avril Haines sebagai Direktur Lembaga Intelijen Nasional.
Salah satu yang memberikan pujian adalah Senator Virginia Mark Warner. Ia berkata, Avril Haines adalah figur yang pintar dan teruji kemampuan. Pengalaman panjang Haines di bidang intelijen, kata Warner, akan menjadi aset penting untuk Lembaga Intelijen Nasional ke depannya.
"Tentu dia akan diuji dulu di Senat. Namun, semakin cepat kami memutuskan dia akan memimpin Lembaga Intelijen Nasional, maka makin cepat pula kita bisa memberbiaki hal-hal yang rusak pada empat tahun terakhir," ujar Warner.
Selain Avril Haines, Joe Biden juga sudah menunjuk Alejandro Mayorkas sebagai Menteri Keamanan Dalam Negei serta Penasehat Keamanan Nasional Jak Sullivan.
Khusus Mayorkas, ia adalah pria Latin pertama yang menjadi Menteri Keamanan Dalam Negeri. Ia ditunjuk oleh Joe Biden juga karena pengalamannya di kementerian tersebut. Ia adalah mantan Deputi Sekretaris di sana.
Bersama-sama, ketiga figur tersebut akan bekerjasama untuk mengamankan Amerika dari ancaman internal maupun eksternal. Joe Biden, dalam kampanyenya, sempat menyebut Rusia dan Cina sebagai ancaman terhadap Amerika. Walau begitu, ia tidak menutup kemungkinan perbaikan hubungan dengan keduanya.
ISTMAN MP | CNN