TEMPO.CO, Jakarta - Senjata nuklir adalah senjata paling merusak, berbahaya, tidak manusiawi, dan tidak pandang bulu yang pernah diciptakan. Senjata nuklir memiliki skala kerusakan yang ditimbulkannya, maupun dalam dampak radioaktifnya yang unik, terus-menerus, menyebar, dan merusak secara genetik. Senjata nuklir pertama kali diproduksi pada 1954, sejak bom atom dan hanya segelintir negara yang memiliki senjata mematikan ini.
Mengutip dari Britannica, senjata nuklir menghasilkan energi ledakan yang sangat besar. Senjata nuklir pertama adalah bom yang diluncurkan oleh pesawat terbang. Kemudian, hulu ledak dikembangkan untuk rudal balistik strategis yang sejauh ini menjadi senjata nuklir terpenting. Senjata nuklir taktis yang lebih kecil juga telah dikembangkan, termasuk untuk proyektil artileri, ranjau darat, bom antikapal selam, torpedo, rudal balistik, dan jarak pendek.
Senjata mematikan ini telah dimiliki oleh sederet negara. Mengutip dari International Campaign Coalition to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), negara-negara yang memiliki senjata nuklir tersebut mempunyai sekitar 12.100 hulu ledak nuklir dengan lebih dari 9.500 dalam persediaan militer aktif, menurut State of Worlds Nuclear Forces 2024 dari Federation of Atomic Scientists, senjataan nuklir pun diperkirakan akan tumbuh dalam sedekade mendatang.
Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak
Rusia
Negara di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin ini menempati peringkat pertama sebagai negara memiliki senjata nuklir terbanyak. Rusia memiliki senjata nuklir dengan lebih 5.500 hulu ledak nuklir. Belum lama ini, Presiden Vladimir Putin pun memperingatkan Barat bahwa Rusia bisa menggunakan senjata nuklir jika diserang dengan rudal konvensional dan bahwa Moskow akan menganggap serangan apa pun yang didukung oleh kekuatan nuklir sebagai serangan bersama.
Rusia mempunya 5.889 senjata nuklir. Ribuan hulu ledak Rusia terdapat di rudal, kapal selam, dan pesawat terbang. Pada 2022, Rusia bahkan menghabiskan dana sekitar 9,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 148 triliun untuk membangun dan memelihara kekuatan nuklirnya.
Amerika Serikat
Negara Paman Sam ini menyusul dengan 5.224 senjata nuklir yang ditempatkan di AS, Turki, Italia, Belgia, Jerman, dan Belanda. AS mencatat sejarah menjadi satu-satunya negara yang menggunakan kekuatan nuklir untuk meledakkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang dalam Perang Dunia II. Pada 2022, Amerika Serikat mengeluarkan dana hingga 43,7 miliar dollar AS atau setara Rp 678 triliun untuk meningkatkan kekuatan nuklirnya.
Cina
Negara Cina memiliki senjata nuklir sebanyak 410. Pada 2022, negara di bawah kepemimpinan Xi Jinping itu mengeluarkan biaya sebesar 11,7 dollar AS atau setara Rp 181 triliun untuk perawatan senjata nuklirnya. Pada kisaran 1964 dan 1996, Cina melakukan 45 kali uji coba nuklir di wilayahnya.
Prancis
Selanjutnya, negara yang memiliki Menara Eiffel ini ini mengoleksi sekitar 290 senjata nuklir yang dapat diluncurkan dari kapal selam atau rudal yang dijatuhkan dari pesawat. Pada 2022, Prancis berhasil menghabiskan anggaran sekitar 5,6 miliar dollar AS atau sekitar RP 86 triliun untuk pemeliharaan kekuatan nuklirnya. Kapal selam senjata nuklirnya berpangkalan di semenanjung Ile Lounge, wilayah Brittany.
Inggris
Deretan selanjutnya, Inggris mengoleksi sebanyak 225 senjata nuklir. Pada 2022, Inggris menggelontorkan biaya sebesar 6,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 105 triliun untuk menambah persediaan senjata nuklir yang dimilikinya. Niata ini telah mereka realisasikan sejak 2020.
Pakistan
Negara selanjutnya, Pakistan yang memiliki sebanyak 170 senjata nuklir. Negara ini enggan meratifikasi Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir (TPNW) sejak 2018. Pada 2022, Pakistan menggelontorkan dana sebanyak 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp15 triliun untuk membangun kekuatan nuklirnya. Pada 1998, Pakistan tercatat melakukan uji coba nuklir sebanyak dua kali.
India
Negara India menyimpan senjata nuklir sebanyak 164 yang kemungkinan dapat diluncurkan dari rudal pesawat terbang. Pada 2022, India menggelontorkan biaya sebanyak 2,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp 41 triliun untuk mengembangkan senjata mematikan tersebut. Negeri ini juga tercatat pernah melakukan uji coba nuklir sebanyak tiga kali pada 1974 dan 1998.
Israel
Selanjutnya, Israel dilaporkan memiliki sebanyak 90 senjata nuklir yang dapat diluncurkan melalui rudal, kapal selam, dan pesawat terbang. Israel yang kini tengah berkonflik dengan Hamas Palestina dan Lebanon itu terus membangun kekuatan nuklirnya. Pada 2022, Israel mengeluarkan biaya sebesar 1,2 miliar dollar AS atau Rp 18 triliun.
Korea Utara
Negara ini mengoleksi sebanyak 30 senjata nuklir yang dapat diluncurkan dengan rudal. Korea Utara mencatat telah melakukan enam kali uji coba nuklir pada 2006-2007 dan menjadi satu-satunya negara yang melaksanakan uji coba pada abad ke-21. Kemudian, pada 2022, Korea Utara mengeluarkan dana sebanyak 589 juta dollar AS atau setara Rp 9,1 triliun untuk membangun kekuatan nuklirnya.
HAURA HAMIDAH | ANDIKA DWI
Pilihan Editor: Indonesia Resmi Bergabung ke Negara yang Melarang Senjata Nuklir