Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Facebook Ancam Blokir Konten Berita di Australia Jika Dipaksa Bayar Royalti

image-gnews
Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Ilustrasi Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Iklan

TEMPO.CO, JakartaFacebook dan Instagram mengancam akan memblokir konten berita di Australia jika diwajibkan membayar royalti berita kepada perusahaan media Australia.

Facebook mengancam akan membuat pengguna di Australia tidak mungkin membagikan konten berita lokal dan internasional di Facebook dan Instagram jika pemerintah mengeluarkan peraturan keuangan baru antara penerbit konten berita dan aplikasi media sosial.

Menurut NBC News, 1 September 2020, peraturan baru yang sangat didukung oleh perusahaan media Rupert Murdoch's News Corp Australia, akan memaksa Facebook dan Google membayar royalti untuk setiap konten berita yang mereka tayangkan. Peraturan ini akan menjadi peraturan agresif suatu negara yang dikenakan terhadap Facebook dan Google.

Peraturan itu akan memaksa platform media sosial untuk masuk ke dalam perjanjian bagi hasil dengan penerbit di mana persyaratan akhir akan diputuskan oleh arbiter independen. Facebook mengatakan tidak akan mengikuti peraturan itu.

"Kami mengusulkan versi kami tentang sesuatu yang bisa diterapkan...Sayangnya, ada begitu banyak hal dalam undang-undang yang diusulkan ini yang membuatnya tidak bisa dipertahankan," kata Campbell Brown, kepala kemitraan berita global Facebook.

Direktur Pelaksana Facebook di Australia dan Selandia Baru, Will Easton, mengatakan Facebook akan memblokir pengguna membagikan konten berita di aplikasinya.

"Dengan asumsi draf RUU ini menjadi undang-undang, kami akan berhenti mengizinkan penerbit dan orang di Australia berbagi berita lokal dan internasional di Facebook dan Instagram," kata Will Easton kepada ABC.

Easton menuduh Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC), yang menyusun draf undang-undang itu, telah mengabaikan peran media sosial dalam mempromosikan jurnalisme.

Dia berpendapat bahwa dalam lima bulan pertama tahun 2020, pengguna telah mengklik konten berita Australia yang dibagikan di Facebook 2,3 miliar kali, yang menurut perusahaan menghasilkan pendapatan AUS$ 200 juta (Rp 123,5 miliar) untuk organisasi media Australia.

"Ketika menyusun undang-undang baru ini, komisi yang mengawasi proses tersebut mengabaikan fakta-fakta penting, yang paling kritis adalah hubungan antara media berita dan media sosial dan mana yang paling diuntungkan dari yang lain," kata Easton.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Google telah meluncurkan kampanye perlawanan yang kuat terhadap undang-undang itu dengan mendorong surat terbuka ke penggunanya.

Media telah lama berargumen bahwa perusahaan seperti Facebook dan Google mendapatkan keuntungan dari pekerjaan jurnalis, tanpa membayar akses ke laporan berita atau berbagi pendapatan iklan dari platform mereka.

Pemerintah Australia mengatakan undang-undang yang diusulkan sangat penting untuk menciptakan kesetaraan antara media lokal dan perusahaan internet besar.

Berdasarkan RUU, Facebook dan Google akan dipaksa untuk menegosiasikan pembayaran dengan perusahaan media Australia untuk konten mereka.

Jika tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai antara Facebook atau Google dengan perusahaan media Australia, mereka bisa dipaksa untuk membuat kesepakatan.

Sumber:

https://www.nbcnews.com/tech/tech-news/facebook-threatens-block-news-australia-if-regulations-are-enacted-n1238937

https://www.abc.net.au/news/2020-09-01/facebook-threatens-to-ban-australians-from-sharing-news-content/12616216

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

10 jam lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Begini Cara Membuat Video Singkat di Instagram Notes

1 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Begini Cara Membuat Video Singkat di Instagram Notes

Selain teks dan emoji, pengguna dapat memposting video looping berdurasi dua detik yang hanya akan tayang selama 24 jam di Instagram Notes.


Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

1 hari lalu

Ilustrasi Logo Meta. REUTERS/Dado Ruvic
Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

2 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

2 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

3 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

3 hari lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


Begini Cara Menyembunyikan Feed dan Story Instagram

3 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Begini Cara Menyembunyikan Feed dan Story Instagram

Salah satu fitur yang terus diperbarui Instagram adalah fitur keamanan, termasuk opsi privasi untuk status Instagram.


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

3 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

4 hari lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.