TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika, Donald Trump, mengatakan selalu terbuka kemungkinan kantor misi diplomatik Cina lainnya untuk ditutup di sana.
Pemerintah Amerika Serikat juga memerintahkan kantor Konsulat Jenderal Cina di Houston untuk tutup dalam 72 jam.
Perintah penutupan ini terjadi di tengah tuduhan AS soal aksi mata-mata oleh Cina terhadap lembaga pemerintah dan swasta di sana.
Penutupan ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hubungan kedua negara, menandai anjloknya hubungan bilateral antara dua ekonomi terbesar dunia ini.
“Kami pikir ada api di salah satu kantor yang kami tutup. Saya pikir mereka membakar sejumlah dokumen atau membakar kertas dan saya bertanya-tanya itu berisi apa,” kata Trump kepada media seperti dilansir Reuters pada Kamis, 23 Juli 2020.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan soal alasan kantor Konsulat Jenderal Cina di Houston ditutup.
“Ini dilakukan untuk melindungi hak kekayaan intelektual Amerika dan informasi pribadi warga Amerika,” begitu pernyataan kemenlu AS.
Juru Bicara Kemenlu Cina, Wang Wenbin, mengatakan kantor konsulat itu berjalan secara normal.
Kemenlu Cina juga mengatakan Washington mengeluarkan permintaan penutupan Konsulat pada Selada. Cina menyebut tindakan ini sebagai eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Juru bicara pemerintah Cina, Hua Chunying, mengatakan,”Kedubes Cina di Washington mendapat ancaman bom dan kematian karena adanya kampanye pencemaran nama baik dan kebencian yang dilakukan pemerintah AS.”
“Pemerintah AS harus membatalkan keputusan yang keliru itu. Cina tentu akan bereaksi dengan balasan yang kuat," kata Hua.
Hubungan AS dan Cina memburuk dalam berbagai isu internasional seperti dilansir Channel News Asia. Kedua negara superpower ini berbeda pendapat soal Taiwan, Hong Kong, Uighur, Laut Cina Selatan dan perdagangan.