TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia membantah laporan Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris soal mereka mengintervensi referendum Skotlandia dan Brexit. Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Rusia tidak pernah sekalipun mencoba mencampuri pemilu negara lain.
"Tidak di Inggris, tidak di Amerika, tidak di negara lain. Kami tidak pernah ikut campur dalam proses elektoral," ujar Dmitry Peskov, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 21 Juli 2020.
Hal senada disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia. Mereka menyebut laporan Parlemen Inggris sebagai disinformasi dengan tendensi ketakutan berlebih terhadap Rusia.
"Laporan tersebut adalah Russophobia dengan bingkai disinformasi," ujar jur bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Dalam laporan Parlemen Inggris, berbagai tuduhan memang dilemparkan kepada Rusia. Selain Rusia dituduh ikut campur referendum Inggris atau Brexit, Rusia juga dituduh berusaha mempengaruhi hasil Pemilu Inggris 2019 dan referendum Skotlandia 2014.
Untuk Pemilu 2019, misalnya, laporan Parlemen Inggris menyebut Rusia mencoba mengganggu dengan mencuri dan membocorkan data sensitif. Data itu soal perdagangan bebas Amerika dan Inggris. Rusia dituduh hendak mengubah opini dan pilihan publik dengan memicu perdebatan di dunia digital.
Oleh sejumlah pejabat dan politis di Inggris, laporan itu dikritik. Isinya dianggap kebanyakan adalah tuduhan tanpa landasan kuat. Anggota-anggota Parlemen Inggris, yang tidak terlibat dalam penyusunan laporan, bahkan menyatakan laporan itu harus dilengkapi dengan investigasi baru.
"Kami tidak melihat bukti (soal keterlibatan Rusia) karena kenyataannya tidak ada pihak Pemerintah Inggris yang mencoba menginvestigasi hal ini, menanyakan hal yang perlu ditanyakan," ujar anggota parlemen dari Partai Buruh, Kevan Jones.
ISTMAN MP | REUTERS