TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen Inggris mengungkapkan bahwa Rusia sempat mencoba mengganggu referendum Skotlandia pada 2014 lalu. Hal itu disampaikan dalam laporan Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris yang dipublikasikan pada hari ini, Selasa, 21 Juli 2020.
"Ada berbagai sumber yang menunjukkan bahwa Rusia menggelar kampanye untuk mempengaruhi hasil referendum Skotlandia pada 2014," ujar laporan yang seharusnya diterbitkan pada Maret lalu namun ditahan hingga pekan ini.
Dalam laporan tersebut, disampaikan juga bahwa Rusia diduga ikut terlibat dalam referendum Inggris atau Brexit. Namun, laporan tersebut menyatakan Pemerintah Inggris tidak atau belum memiliki bukti kuat untuk mendukung dugaan intervensi Rusia.
Jika dugaan tersebut terbukti benar, maka Rusia bisa dianggap sebagai kekuatan berbahaya untuk negara-negara Barat. Berbagai upaya mereka lakukan untuk mengintervensi jalannya pemerintahan mulai dari mata-mata, peretasan, hingga ikut campur pemilu.
Belum lama ini, misalnya, Badan Siber Nasional Inggris menyebut hacker Rusia mencoba meretas dan mencuri data-data vaksin virus Corona Amerika, Kanada, dan Inggris. Selain itu, mereka juga menyebut Rusia mengganggu jalannya pemilu Inggris 2019 dengan membocorkan dokumen sensitif di internet.
"Rusia diduga memandang Inggris sebagai target intelijen utama mereka di Barat," ujar laporan Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen Inggris soal intervensi Rusia.
Menanggapi laporan Komite Intelijen dan Keamanan, Parlemen Inggris mengusulkan adanya investigasi yang lebih mendalam atas peran Rusia. Apalagi, beberapa keterangan dengan sengaja disembunyikan pada laporan tersebut.
"Komunitas Intelijen Inggris perlu menggelar penelusuran mendalam atas potensi intervensi Rusia pada referendum Inggris," ujar rekomendasi laporan tersebut.
ISTMAN MP | REUTERS