Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Beda dengan Trump, Anthony Fauci Sebut Terlalu Dini Buka Bisnis

image-gnews
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]
Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAnthony Fauci, anggota inti dari gugus tugas virus corona Gedung Putih, memperingatkan para senator pada Selasa bahwa negara bagian dan kota menghadapi konsekuensi serius jika mereka membuka pembatasan sosial terlalu dini.

Fauci mendesak negara bagian untuk tidak membuka kembali bisnis dan sekolah sampai memiliki kemampuan untuk menangani lonjakan kasus ketika melonggarkan perintah tinggal di rumah.

Dikutip dari CNN, 13 Mei 2020, melalui konferensi video Fauci juga mengatakan kepada komite Senat bahwa masih terlampau jauh bagi sekolah untuk mengharapkan vaksin atau pengobatan yang tersedia secara luas untuk Covid-19, meskipun ia menyatakan optimisme bahwa vaksin akan dikembangkan pada satu atau dua tahun mendatang.

Fauci, yang memimpin National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan kepada panel Senat bahwa dia tidak memiliki hubungan konfrontatif dengan Presiden Donald Trump, tetapi kesaksian Fauci bagaimanapun kontras dengan keterangan Trump yang ingin negara bagian membuka kembali bisnis.

"Kekhawatiran saya bahwa jika beberapa daerah, kota, negara bagian atau apa pun yang Anda miliki, melompati berbagai pos pemeriksaan dan membuka pembatasan sosial secara prematur, tanpa memiliki kemampuan untuk dapat merespons secara efektif dan efisien, kekhawatiran saya adalah kita akan mulai melihat sedikit lonjakan yang akhirnya mungkin berubah menjadi wabah besar," kata Fauci dalam kesaksian di hadapan Komite Senat untuk Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan dan Pensiun.

"Ada risiko nyata bahwa Anda akan memicu wabah yang mungkin tidak dapat Anda kendalikan, yang pada kenyataannya, secara paradoks, akan membuat Anda kembali mundur, tidak hanya mengarah pada beberapa penderitaan dan kematian yang bisa dihindari tetapi bahkan bisa membuat Anda mundur dari jalur upaya pemulihan ekonomi," ujar Fauci.

Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases terlihat dalam gambar yang diambil dari sambungan video ketika dia bersaksi dari rumahnya selama sidang Komite Senat AS untuk Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan, untuk dengar pendapat tentang respons virus corona di Washington, AS, 12 Mei 2020. [Komite / Handout Komite Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan, dan Pensiun Senat via REUTERS]

Sidang dengar pendapat hari Selasa yang berjudul "Covid-19: Aman kembali bekerja dan sekolah" adalah upaya Kongres untuk mendapatkan fakta ilmiah apakah pembukaan kembali bisnis memungkinkan.

"Saya menghormati Anda, Dr. Fauci, saya pikir Anda bukanlah pembuat keputusan final," kata Senator AS Rand Paul dalam kesaksian Fauci kepada komite Senat, dikutip dari Reuters. "Saya pikir Anda bukan orang yang dapat mengambil keputusan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang anggota Partai Republik Presiden Donald Trump, Paul mempertanyakan keakuratan model yang memprediksi jalur pandemi. Dia mengatakan dia percaya itu akan menjadi kesalahan jika tidak membuka kembali sekolah.

"Kami tidak tahu segalanya tentang virus ini. Dan sebaiknya kita berhati-hati, terutama ketika menyangkut anak-anak," kata Fauci. "Saya pikir kita sebaiknya berhati-hati agar kita tidak berani berpikir bahwa anak-anak benar-benar kebal terhadap efek buruk."

Fauci merujuk pada sindrom peradangan langka yang diyakini terkait dengan virus corona baru, yang telah menewaskan sedikitnya tiga anak di New York dan menginfeksi puluhan anak lainnya.

Sindrom memiliki gejala yang sama dengan Toxic Shock Syndrome (TSS) dan penyakit Kawasaki, termasuk demam, ruam kulit, pembengkakan kelenjar, dan dalam kasus yang parah, peradangan pembuluh darah jantung.

Ketika senator menyebut Fauci bukanlah orang yang membuat keputusan akhir, Fauci menjawab: "Saya tidak pernah menjadikan diri saya sebagai pengambil keputusan yang terakhir, atau satu-satunya suara dalam hal ini.

"Saya seorang ilmuwan, dokter, dan pejabat kesehatan masyarakat. Saya memberikan saran sesuai dengan bukti ilmiah terbaik....Saya tidak memberi saran tentang hal-hal ekonomi. Saya tidak memberi saran apa pun selain kesehatan masyarakat," kata Fauci.

Fauci, seorang penganjur langkah-langkah darurat termasuk perintah tinggal di rumah, menjadi target kritik dari kubu sayap kanan dan pendukung teori konspirasi setelah ia membuat pernyataan tentang wabah yang bertentangan dengan Trump, yang ingin membuka kembali bisnis di tengah pandemi virus corona.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

1 hari lalu

Ilustrasi aborsi. TEMPO
DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.


DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

5 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
DPR Amerika Serikat Loloskan Paket Bantuan Keamanan Rp1.540 Triliun untuk Ukraina, Israel dan Taiwan

DPR Amerika Serikat pada Sabtu, 20 April 2024, mendukung lolosnya paket bantuan keamanan untuk Ukraina, Israel dan Taiwan total senilai USD95 miliar


Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

6 hari lalu

Seseorang terbakar di luar gedung pengadilan tempat persidangan pidana uang tutup mulut mantan Presiden AS Donald Trump sedang berlangsung, di New York, AS, 19 April 2024, dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Reuters TV via REUTERS
Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

15 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.


Senat Amerika Serikat Minta Uang Bantuan Rp969 Triliun untuk Ukraina Dikucurkan

17 hari lalu

Pemimpin Minoritas Senat AS Chuck Schumer dan Ketua DPR Nancy Pelosi berbicara kepada media bersama dengan Pemimpin Mayoritas DPR, Steny Hoyer (kiri) dan Senat Minoritas, Dick Durbin (kanan) ketika mereka meninggalkan gedung Sayap Barat setelah bertemu dengan Presiden Donald Trump tentang penutupan sebagian pemerintah AS dan permintaannya untuk dinding perbatasan di Situation Room Gedung Putih di Washington, AS, 9 Januari 2019. [REUTERS / Joshua Roberts]
Senat Amerika Serikat Minta Uang Bantuan Rp969 Triliun untuk Ukraina Dikucurkan

Senat dari Partai Demokrat telah meloloskan proposal pendanaan untuk Ukraina, namun politikus Partai Republik yang belum mau meloloskan.


Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

17 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan pengadilan Kriminal Manhattan setelah sidang dalam persidangan uang tutup mulut yang akan datang, di New York City, AS, 25 Maret 2024. Curtis Means/Pool via REUTERS
Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

21 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

22 hari lalu

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)
Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.


Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

27 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.


Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

30 hari lalu

Komunitas LGBT Thailand berpartisipasi dalam Parade Hari Kebebasan Gay di Bangkok, Thailand, 29 November 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

Parlemen Thailand dengan suara bulat menyetujui rancangan undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis