TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan negara-negara yang mengabaikan nasehat WHO pada akhir Januari 2020 lalu kurang sukses mengatasi pandemik COVID-19. Peringatan itu dilontarkan saat WHO dan para pemimpin dunia menghadapi kritik soal kesalahan penangan krisis ini.
“Pada 30 Januari 2020, kami telah mendeklarasikan level tertinggi darurat global untuk COVID-19. Saat itu jika Anda ingat, hanya ada 82 kasus virus corona di luar Cina. Tidak ada kasus di Amerika Latin atau Afrika. Di Eropa, hanya 10 kasus. Sisanya, tidak ada kasus dibelahan negara lain. Jadi, dunia harusnya mendengarkan WHO dengan baik,” kata Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi pers virtual, Senin, 27 April 2020, seperti dikutip dari rt.com.
Sekarang ini total di seluruh dunia ada lebih dari 3 juta kasus COVID-19 yang tercatat. Sudah 210 ribu orang meninggal karena virus ini.
Menurut Ghebreyesus, negara-negara di dunia harusnya mengikuti nasehat WHO dengan cara melakukan tes virus corona secara luas terhadap masyarakat dan menggunakan kecanggihan teknologi untuk melacak kemana saja pasien virus corona melakukan kontak.
WHO hanya badan yang berkapasitas memberikan nasehat, namun tidak bisa memaksa negara-negara untuk mengikuti rekomendasi WHO.
Kendati WHO pada 30 Januari 2020 sudah mendeklarasikan wabah virus corona sebagai sebuah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi kekhawatiran internasional, lembaga itu masih dihujani kritik. Di antara kritik yang terlontar WHO dinilai terlambat mendeklarasikan darurat Kesehatan untuk wabah virus corona. WHO juga disebut tidak menyampaikan keseriusan pandemik ini.
Organisasi pimpinan Ghebreyesus dinilai meyakinkan masyarakat dua pekan sebelum pernyataan darurat wabah virus corona bahwa virus corona ini tidak bisa menular dari manusia ke manusia dan bahkan ketika infeksi naik pada akhir Januari – awal Februari, WHO berkeras larangan bepergian khususnya ke Cina, tidak efektif dan hanya mempromosikan stigma.
Di kancah internasional, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menjadi salah satu pengkritik WHO paling lantang. Trump menuding WHO telah salah kelola dan menutup-nutupi penyebaran virus corona. Kondisi ini membuat Amerika Serikat menarik pendanaan ke WHO tanpa batas waktu yang ditentukan.