TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Inggris bersiap untuk memperketat aturan (undang-undang) terkait penanganan terpidana teroris usai insiden penusukan yang terjadi di London pekan lalu. Hal itu dipastikan oleh Perdana Menteri Inggris Boris johnson.
"Kami mempersiapkan perubahan fundamental pada aturan terkait penanganan terpidana teroris," ujar Johnson sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 3 Februari 2020.
Pada Ahad kemarin, seorang pria bernama Sudesh Amman (20), tewas ditembak polisi usai menusuk dua warga sipil di kawasan Streatham, London Selatan, Inggris. Ketika beraksi, Amman menggunakan rompi yang menyerupai perangkat bom bunuh diri sehingga polisi mengambil tindakan ekstrim saat ia menolak kooperatif.
Belakangan, terungkap bahwa Amman adalah mantan terpidana terorisme. Di tahun 2018, ia ditangkap karena menyimpan dan mendistribusikan materi-materi terkait ideologi ekstrimisme. Ia dipidana tiga tahun penjara, namun bebas bersyarat usai menjalani masa hukuman selama kurang lebih 14 bulan.
Ketika beraksi di Streatham, Amman baru beberapa hari bebas bersyarakt dari penjara. Gerak-geriknya selalu diawasi polisi yang menyamar sebagai penduduk sipil. Belum diketahui apa penyebab aksinya bisa lolos dari pengawasan. Meski begitu, hal itu memicu pemerintah untuk mengkaji kembali aturan penanganan terpidana terorisme.
Johnson berjanji, aturan yang baru nanti akan lebih kuat di banyak sisi. Hal itu mulai dari masa tahanan yang lebih panjang hingga dukungan anggaran yang lebih besar untuk kepolisian. Harapan ia, aturan baru bisa segera dirampungkan dalam waktu dekat.
"Kami bergerak cepat untuk mengesahkan aturan baru yang akan memperkuat berbagai hal terkait penindakan aksi terorisme," ujar Johnson.
Hal senada disampaikan Menteri Dalam Negeri Inggris, Priti Patel. Ia berkata, aturan yang baru akan memastikan napi terorisme tidak bebas dengan mudahnya dari penjara. Dengan begitu, kejadian serupa peristiwa Ahad tidak terulang lagi. "Memang sudah seharusnya mereka terus berada di balik jeruji besi," ujar Patel.
Secara terpisah, Metropolitan Counter Terrorism Command menyatakan bahwa Amman memang memiliki tingkah laku mencurigakan sejak bebas dari penjara. Selain dirinya memegang teguh pandangan ekstrimisme, Amman juga disebut kerap berbicara tentang hal itu.
REUTERS | CNN | ISTMAN MP