TEMPO.CO, Jakarta - Ivanka Trump, putri dan penasihat senior Presiden Donald Trump, membela ayahnya yang terancam dimakzulkan dengan kata-kata dari bapak pendiri Amerika Serikat, Thomas Jefferson.
Dilaporkan bahwa DPR AS telah mengesahkan resolusi yang diajukan Demokrat, untuk memberikan otorisasi penyelidikan pemakzulan Trump. Resolusi adalah langkah awal untuk masuk ke fase penyelidikan selanjutnya, sekaligus menepis kritikan Republik dan Gedung Putih, bahwa penyelidikan pemakzulan tidak adil dan tidak transparan.
Tak lama setelah pengesahan resolusi, Ivanka Trump menulis kalimat dari Thomas Jefferson di Twitter pada Kamis.
"'... dikelilingi oleh musuh dan mata-mata yang menangkap dan memutarbalikkan setiap kata (yang) jatuh dari bibirku atau mengalir dari penaku, dan menemukan di mana fakta gagal. - Refleksi Thomas Jefferson di Washington, D.C. dalam surat kepada putrinya, Martha. Beberapa hal tidak pernah berubah, ayah!" kicau Ivanka Trump, seperti dikutip dari CNN, 1 November 2019.
Donald Trump juga merespons resolusi DPR di Twitter. "Perburuan Penyihir Terbesar Dalam Sejarah Amerika!" tulisnya.
Pada Kamis, 232 anggota DPR, termasuk mantan anggota Partai Republik yang meninggalkan partai awal tahun ini, memberikan suara untuk meresmikan penyelidikan dan 196 anggota, termasuk dua Demokrat, memberikan suara menentang formalisasi.
“…surrounded by enemies and spies catching and perverting every word that falls from my lips or flows from my pen, and inventing where facts fail them.” -Thomas Jefferson’s reflections on Washington, D.C. in a letter to his daughter Martha.
— Ivanka Trump (@IvankaTrump) October 31, 2019
Some things never change, dad!
Adapun kalimat Thomas Jefferson yang dikutip Ivanka Trump berasal dari surat Februari 1801 yang ditulis Jefferson kepada putrinya ketika dia menjabat wakil presiden, dan Kongres masih menentukan apakah Jefferson atau Aaron Burr akan menjabat sebagai presiden. Pemungutan suara di Kongres memantapkan kepresidenan Jefferson kurang dari sebulan kemudian.
Jefferson, dalam surat itu, tampaknya mengutip ketegangan antara dirinya dan musuh politiknya. Dia kemungkinan merujuk pada persaingannya dengan Federalis dan pers sekutunya, yang digambarkan oleh Center of Virginia University of Virginia "telah mencapai tingkat permusuhan pribadi yang jarang disamakan dalam politik Amerika" pada tahun 1800.
Secara khusus, Federalis mengkritik agamanya, yang menyimpang dari agama Kristen, dan menurut Universitas Virginia, menggambarkannya "sebagai seorang Jacobin yang tak Bertuhan yang akan melepaskan kekuatan teror berdarah ke tanah itu."
Meskipun kutipan tersebut mungkin mencerminkan sifat persaingan pahit yang sudah berlangsung lama di Washington, serangan terhadap Thomas Jefferson tidak berkaitan dengan penyelidikan pemakzulan.