TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran memperingatkan akan melakukan perang total jika militer Amerika atau Arab Saudi menyerang Iran.
Kepada CNN, 20 September 2019, Menlu Mohamad Javad Zarif masih berharap Iran menghindari konflik dan menyatakan Teheran siap berdialog dengan Arab Saudi dan UEA. Namun, kata Zarif, Iran tidak mau membuka diskusi jika AS tidak melepaskan sanksi penuh sesuai janjinya sebagai imbalan perjanjian nuklir 2015.
Amerika Serikat pada Kamis, 19 September 2019, mengungkap telah membangun koalisi untuk menangkis ancaman Iran menyusul serangan drone terhadap dua fasilitas pengolahan minyak mentah Arab Saudi pada akhir pekan lalu, seperti dilaporkan Reuters. Washington dan Arab Saudi sama-sama menuduh Iran berada di balik serangan dua kilang minyak Saudi Aramco. Iran telah membantah terlibat dalam serangan.
Menlu Zarif kembali menegaskan menyangkal keterlibatan Iran terhadap kilang minyak terbesar Arab Saudi, serangan yang telah memangkas setengah lebih produksi minyaknya.
Fasilitas pengolahan minyak mentah Aramco milik Arab Saudi yang meledak dibom militan Houthi. Sumber: REUTERS/Stringer
Zarif mengatakan pemberontak Houthi di Yaman yang bertanggung jawab atas serangan, dan telah meningkatkan kemampuan tempurnya sehingga bisa menyerang kilang minyak utama Saudi.
Akan tetapi, setelah diperiksa lebih lanjut, Zarif tidak dapat memberikan bukti bahwa Houthis meluncurkan drone dan rudal. "Saya tidak dapat memiliki keyakinan bahwa mereka melakukannya karena kami baru saja mendengar pernyataan mereka," kata Zarif. "Saya tahu kita tidak melakukannya. Saya tahu bahwa Houthi membuat pernyataan bahwa mereka melakukannya."
Pejabat AS dan Arab Saudi telah berulang kali menolak klaim Houthi atas tanggung jawab dalam serangan akhir pekan. Mereka mengarahkan tudingan ke Iran.
Serpihan rudal dan drone yang diduga digunakan untuk menyerang fasilitas minyak Aramco saat konferensi pers di Riyadh, Arab Saudi, 18 September 2019. Sebanyak 25 drone dan rudal penjelajah menghancurkan fasilitas minyak Aramco. REUTERS/Hamad I Mohammed
Pada hari Rabu, dikutip dari New York Times, Pompeo menuduh Iran melakukan "tindakan perang" dengan serangan udara. Para pejabat Saudi juga memperlihatkan puing-puing dari pesawat drone dan rudal yang mereka katakan telah digunakan dalam serangan itu, dengan menyebut itu sebagai bukti keterlibatan Iran tanpa secara langsung menyalahkan Teheran.
"Ini agitasi untuk perang, karena didasarkan pada kebohongan; ini didasarkan pada penipuan," kata Zarif.
"Saya membuat pernyataan yang sangat serius bahwa kita tidak menginginkan perang; kami tidak ingin terlibat dalam konfrontasi militer, "tambahnya. "Tapi kita tidak akan berkedip untuk mempertahankan wilayah kita."
Zarif pada hari Jumat juga mempertanyakan rencana AS membentuk koalisi untuk "resolusi damai" di Timur Tengah sambil mengajukan inisiatif diplomatik yang pernah dilakukan Iran.
"Koalisi untuk Resolusi Damai?," tulis Mohammad Javad Zarif di Twitter, dan mendaftar delapan inisiatif diplomatik oleh Iran sejak 1985, termasuk rencana Iran perdamaian untuk Yaman pada 2015, dan pakta non-agresi regional untuk wilayah Teluk yang diusulkan sebelumnya pada tahun ini.