TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mencabut sanksi ekonomi seorang mantan jenderal di Venezuela setelah dia berbalik posisi menyerang Presiden Nicolas Maduro. Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Selasa, 7 Mei 2019, mengatakan pencabutan sanksi itu agar sekutu-sekutu Maduro di militer juga mengambil sikap serupa.
Dikutip dari reuters.com, Rabu, 8 Mei 2019, Kementerian Keuangan Amerika Serikat memastikan telah menghapuskan sanksi ekonomi kepada Manuel Christopher, mantan kepala intelijen Venezuela.
“Kami harap tindakan yang dilakukan negara kami akan mendorong pihak lain untuk mencontoh jenderal Christopher Figuera dan anggota militer lainnya mau mengambil satu langkah nyata,” kata Pence.
Baca: 500 Tentara Venezuela Kabur ke Kolombia
Sebelumnya, Presiden Maduro menuding Christopher telah berkonspirasi dengan pemimpin oposisi, Juan Guaido untuk membantu membebaskan pemimpin oposisi lainnya bernama Leopoldo Lopez yang berada dalam tahanan rumah. Posisi Christopher saat ini tidak diketahui keberadaannya.
Baca : Bos Intelijen Venezuela Tinggalkan Maduro, Dukung Kudeta Oposisi
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro (kiri) dan Presiden interim Venezuela, Juan Guaido (kanan) sedang berunjuk rasa menggalang dukungan publik. Las2orillas
Pencabutan sanksi itu disampaikan Pence dalam pidato pertama pemerintah Amerika Serikat mengenai rencananya untuk mendukung pemimpin oposisi Venezuela Guaido. Sebelumnya Washington pernah mengatakan pencabutan sanksi akan tergantung pada seberapa jauh mereka mengabaikan Presiden Maduro.
Guaido pada akhir pekan lalu telah berusaha melakukan kudeta. Namun kudeta itu gagal mendepak Maduro dari kursi kepresidenan.
Guaido berargumen Presiden Maduro secara tidak sah terpilih lagi dalam pemilu 2018 lalu. Sebaliknya, dengan melibatkan konstitusi Venezuela pada Januari lalu, Guaido mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara negara itu.
Namun Guaido gagal menembus kalangan pejabat tinggi militer Venezuela agar berpaling dari Maduro. Angkatan Bersenjata Venezuela menyebut Guaido sebagai bonekanya Washington. Presiden Maduro pun meyakinkan militer negaranya masih setia padanya, namun sejumlah pemimpin oposisi dan pejabat pemerintah Amerika Serikat menuding dukungan itu sudah melemah.