TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Intelijen Venezuela, Bolivarian Intelligence Service atau SEBIN, Manuel Ricardo Cristopher Figuera dikabarkan meninggalkan Nicolas Maduro, presiden Venezuela yang berusaha digulingkan oleh oposisi.
Dalam satu surat yang sudah diverifikasi oleh The Associated Press kepada seorang pejabat AS, Figuera menuliskan tentang dirinya yang selama ini setia kepada Maduro, namun waktunya sudah tiba untuk mencari jalan baru di bidang politik untuk kembali membangun negara.
Baca: Guaido Serukan Unjuk Rasa Besar pada Hari Buruh di Venezuela
Mengutip Fox News Network, Rabu, 1 Mei 2019, dalam surat itu Figuera tidak menyebut nama pemimpin oposisi Juan Guaido. Namun dia menuliskan bahwa Venezuela tengah mengalami penurunan yang membahayakan.
Keputusan Figuera membelot dari Maduro terjadi saat Guaido mengajak militer untuk ikut mengkudeta Maduro.
Tokoh oposisi Venezuela, Juan Guaido, berunjuk rasa di Caracas pada 4 Maret 2019 mendesak Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, untuk mundur. Reuters
Baca: CNN dan BBC Dilarang Mengudara oleh Pemerintah Venezuela
Seruan itu diikuti dengan baku tembak di luar pangkalan udara La Carlota yang ada di ibu kota Caracas. Bentrokan dan baku tembak ini seakan menandakan krisis ekonomi dan politik di Venezuela masuk ke tahap lain.
Figuera memilih membelot dari Maduro, sebaliknya Menteri Pertahanan Vladimir Padrino Lopez mengecam secara terbuka gerakan makar Guaido sebagai tindakan teroris dan upaya kudeta pasti gagal.
Baca: Upaya Kudeta Venezuela, Mobil Lapis Baja Tabrak Massa Oposisi
"Mereka yang berusaha menguasai Miraflores dengan kekerasan akan menemui kekerasan," kata Lopez melalui siaran televisi. Miraflores merupaka istana presiden yang saat ini dipenuhi ratusan orang pendukung pemerintah yang menyerukan untuk membela Maduro.
Upaya kudeta adalah langkah paling berani yang dilakukan oleh Guaido, namun tampaknya belum cukup meyakinkan militer Venezuela untuk melawan Nicolas Maduro. Jika upaya kudeta ini benar gagal, maka ini akan menjadi bukti kalau Guaido kurang dukungan. Kondisi ini juga bisa mendorong otoritas berwenang Venezuela untuk menahan Guaido.