TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika minta maaf kepada rakyat setelah mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa kemarin.
Permintaan maaf Bouteflika disampaikan dalam surat perpisahan sehari setelah pengunduran diri. Menurut Al Jazeera, 4 April 2019, Kantor Berita APS melaporkan, mantan presiden berusia 82 tahun itu mengatakan bangga atas kontribusinya untuk negara dan meminta rakyat Aljazair tetap bersatu.
Baca: Presiden Aljazair Bouteflika Mundur Setelah 20 Tahun Berkuasa
"Saya minta maaf jika ada kesalahan kepada Anda. Saya meninggalkan panggung politik tanpa kesedihan atau ketakutan, dan demi masa depan negeri kita," katanya.
Dewan Konstitusi Aljazair menerima pengunduran diri Bouteflika dan menyatakan jabatan kepresidenan saat ini kosong.
Abdelkader Bensalah.[New York Times]
Sekitar 20 kelompok masyarakat sipil Aljazair mengatakan mereka akan menolak transisi kekuasaan yang mempertahankan struktur yang sama, menyerukan protes pada hari Jumat untuk perubahan demokratis.
"Pengunduran diri Bouteflika..adalah kemenangan pertama...tapi itu belum cukup," kata mereka dalam pernyataan bersama.
Sementara berdasarkan konstitusi Aljazair, jabatan presiden yang kosong akan diambil alih oleh ketua parlemen Abdelkader Bensalah, 77 tahun, hingga 90 hari ke depan sampai pemilu presiden.
Baca: Ratusan Ribu Orang Menuntut Presiden Aljazair Mundur
Bensalah, yang pernah menjadi jurnalis dan mantan duta besar, telah memegang posisi politik senior selama 25 tahun terakhir, tetapi tidak menonjolkan diri dan jarang melakukan wawancara atau tampil di acara-acara publik.
Bensalah telah memimpin majelis tinggi Aljazair untuk sebagian besar kekuasaan 20 tahun Abdelaziz Bouteflika.