TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump akan meminta tambahan anggaran 2020 sebesar US$ 8,6 miliar atau Rp 123 triliun ke Kongres untuk mendanai tembok perbatasannya.
Tuntutan, yang mendapat kecaman cepat dari Demokrat, lebih dari enam kali lipat yang dialokasikan Kongres untuk proyek-proyek perbatasan di masing-masing dari dua tahun fiskal terakhir, dan 6 persen lebih banyak dari yang Trump lakukan dengan meminta kekuatan darurat tahun ini, menurut pejabat, dikutip dari Reuters, 11 Maret 2019.
Baca: Trump Bakal Alihkan Dana Rp 100 Triliun untuk Bangun Tembok
Demokrat, yang menentang tembok Trump sebagai hal yang tidak perlu dan tidak bermoral, mengendalikan DPR AS, membuat permintaan presiden dari Republik tidak akan memenangkan Kongres.
Presiden AS, Donald Trump, berdebat dengan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nancy Pelosi, dan Ketua Fraksi Partai Demokrat di Senat, Chuck Schumer, dengan disaksikan Wapres Mike Pence dan direkam awak media di Oval Office, Gedung Putih, mengenai pembangunan tembok di perbatasan Meksiko pada 11 Desember 2018. Fox News
Proposal itu muncul setelah pertempuran memar dengan Kongres atas pendanaan dinding yang mengakibatkan pemerintahan ditutup sebagian selama lima minggu, yang berakhir pada Januari.
"Presiden Trump melukai jutaan orang Amerika dan menyebabkan kekacauan yang meluas ketika dia secara ceroboh menutup pemerintah untuk mencoba mendapatkan temboknya yang mahal dan tidak efektif," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Minoritas Senator Chuck Schumer dalam pernyataan bersama pada Ahad.
Baca: Sepakat Buka Pemerintahan, Trump Masih Ingin Bangun Tembok
"Kongres menolak untuk membiayai temboknya dan dia dipaksa mengakui kekalahan dan membuka kembali pemerintah. Hal yang sama akan terulang jika dia mencoba ini lagi. Kami berharap dia mendapat pelajaran," kata keduanya.
Membangun tembok perbatasan Mesiko-AS sepanjang 1.162 kilometer adalah salah satu janji kampanye Donald Trump, di mana saat ini baru 179 kilometer yang dibangun.