TEMPO.CO, Jakarta -Jenderal tertinggi Angkatan Udara Amerika Serikat, C.Q. Brown, mengatakan bahwa Israel belum banyak berbagi kepada AS tentang rencana “hari berikutnya” atau pascaperang setelah serangan di Jalur Gaza berakhir.
Pernyataan dari Brown, selaku ketua Kepala Staf Gabungan (JCS), menyusul pidato pada hari sebelumnya oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS yang isinya menguraikan secara samar-samar rencana pascaperang di Gaza.
“Sejauh ini, kami telah berbicara dengan Israel tentang hal ini, bagaimana melakukan transisi. Kami telah berbicara dengan mereka beberapa kali. Tidak banyak detail yang dapat saya lihat dari rencana mereka,” kata Brown dalam konferensi pers Departemen Keamanan AS atau Pentagon pada Kamis, 25 Juli 2024.
Amerika Serikat selama berbulan-bulan telah mendesak Israel untuk menyusun rencana pascaperang yang realistis di Gaza. Washington juga memperingatkan Israel bahwa tidak adanya rencana tersebut dapat memicu pelanggaran hukum serta kembalinya kelompok Hamas ke wilayah Gaza.
“Ini adalah sesuatu yang akan terus kami kerjakan dengan mereka,” kata Brown, menambahkan bahwa rencana pascaperang akan menjadi hal yang penting bagi keamanan di kawasan Timur Tengah. “Kami bekerja dan berbicara dengan beberapa negara lain, mitra kami di kawasan tersebut juga.”
Terpisah, di hari yang sama, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller juga mengatakan Israel belum mengajukan banyak detail tentang rencana untuk “hari berikutnya”, tetapi pembicaraan terus berlanjut.
“Kami telah berdiskusi dengan mereka tentang hal ini dan mereka berada di tempat yang berbeda dibandingkan beberapa bulan lalu ketika mereka sama sekali tidak memikirkan ‘hari berikutnya’,” tutur Miller.
Jubir itu mengatakan, Amerika Serikat kini berada di titik sedang berbicara dengan Israel dan mengajukan beberapa ide.
Dalam pidatonya di Kongres, Netanyahu tidak menyebutkan tentang penciptaan jalur menuju negara Palestina setelah pertempuran di Gaza. Ia dan koalisi sayap kanannya telah menentang keras hal tersebut, mengabaikan dorongan dari pemerintahan Presiden Joe Biden.
Sementara itu, dua faksi rival Palestina yaitu Hamas dan Fatah dikatakan telah sepakat untuk membentuk pemerintahan persatuan Palestina. Kesepakatan itu dicapai dalam perundingan faksi-faksi Palestina yang ditengahi oleh pemerintah Cina di Beijing pada 21 – 23 Juli 2024.
Pertemuan itu diadakan di tengah upaya para mediator untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang masih diserang Israel sejak 7 Oktober 2023. Salah satu poin penting pertemuan tersebut adalah rencana bagaimana wilayah kantong Gaza yang dipimpin Hamas akan diperintah setelah perang berakhir.
Pilihan Editor: Trump Desak Netanyahu Hentikan Serangan ke Gaza
REUTERS