TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah catatan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton mengundang tanda tanya karena tertulis "5.000 pasukan ke Kolombia" negara yang berdekatan dengan Venezuela.
Catatan yang tertangkap kamera pada Senin kemarin memicu pertanyaan apakah pemerintahan Trump benar-benar ingin mengirim pasukan AS ke Kolombia. Sejauh ini belum ada indikasi opsi militer yang didengungkan oleh Gedung Putih terhadap pemerintahan Nicolas Maduro.
Baca: AS Sanksi Minyak Venezuela, Harga Minyak Dunia Naik 2 Persen
"Seperti yang presiden katakan, semua opsi ada di atas meja," kata juru bicara Gedung Putih ketika ditanya perihal foto catatan Bolton, seperti dikutip dari Reuters, 30 Januari 2019.
Juru bicara Pentagon Kolonel Rob Manning mengatakan jumlah personil AS yang berada di Kolombia tidak berubah dan ini sebagai bagian kerja sama pertahanan bersama Kolombia.
Catatan milik Penasihat Keamanan AS John Bolton yang tertangkap kamera, tertulis "5.000 pasukan ke Kolombia", ketika dia menunggu untuk menyampaikan konferensi pers di Gedung Putih selama pengumuman sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, 28 Januari 2019.[REUTERS/Jim Young]
Sementara Menteri Pertahanan sementara Patrick Shanahan membantah opsi mengerahkan 5.000 pasukan AS ke Kolombia dan dia tidak pernah membahas kemungkinan tersebut dengan John Bolton.
"Saya tidak pernah membahas itu dengan Bolton," kata Shanahan.
Baca: PBB: Venezuela Menahan 850 Demonstran
Sementara Menteri Luar Negeri Kolombia Carlos Holmes Trujillo tidak tahu soal catatan Bolton. Namun Trujillo mengatakan Kolombia akan berkoordinasi dengan negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Lima Amerika Selatan dan Tengah untuk kebijakan terhadap Venezuela.
Baca: Paus Fransiskus Khawatirkan Pertumpahan Darah di Venezuela
John Bolton terlihat memegang buku catatan selama konferensi dengan media ketika membahas sanksi AS terhadap perusahaan minyak negara Venezuela, PDVSA, yang merupakan tekanan tambahan terhadap pemerintahan Nicolas Maduro.