TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Arab Saudi meyakinkan PBB akan mengadili pihak-pihak yang terlibat dalam pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, 59 tahun. Pernyataan itu dikeluarkan menyusul derasnya tekanan dari negara-negara barat atas kredibilitas investigasi pembunuhan Khashoggi.
Dalam sebuah sesi dengar pendapat di PBB, lebih 40 negara anggota PBB, termasuk Amerika Serikat menyerukan kepada Bandar Al Aiban, Kepala delegasi Kerajaan Arab Saudi untuk PBB, agar dilakukan penyelidikan yang menyeluruh dan reformasi hak.
Menjawab hal itu, Aiban mengatakan Raja Salman telah menginstruksikan jaksa penuntut Arab Saudi untuk menginvestigasi kasus ini sesuai hukum yang berlaku dengan mengevaluasi fakta-fakta ke pengadilan.
Baca: Keluarga Jamal Khashoggi Percaya pada Raja Salman
Khashoggi adalah wartawan senior yang dikenal suka mengkritik kebijakan Kerajaan Arab Saudi, dibunuh di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
“Terkait pembunuhan Khashoggi, negara kami berkomitmen untuk melakukan investigasi secara adil dan seluruh orang yang terlibat pada kejahatan ini akan diadili,” kata Aiban, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 6 November 2018.
Baca: Dua Putra Jamal Khashoggi Minta Jasad Ayahnya Dikembalikan
Dalam kesempatan itu, Aiban sayangnya tidak menjelaskan status dan keberadaan 18 terduga pelaku pembunuh Khashoggi yang diklaim telah ditahan. Total ke-18 terduga pelaku adalah warga negara Arab Saudi.
“Kasus ini masih dalam penyidikan. Saya rasa pernyataan saya tadi sudah cukup jelas,” kata Aiban, saat menjawab pertanyaan wartawan.
Sebelumnya pada Senin, 4 November 2018, dua putra mendiang Khashoggi menuntut agar jasad ayahnya dikembalikan ke keluarga untuk dimakamkan di pemakaman keluarga. Sumber di pemerintah Arab Saudi mengatakan Khashoggi tewas dalam sebuah operasi yang tak direncanakan. Sedangkan jaksa penuntut Kerajaan Arab Saudi, Saud al-Mojeb menyebut Khashoggi dibunuh dalam sebuah serangan berencana.