TEMPO.CO, Jakarta - Derasnya pemberitaan kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, 59 tahun, akhirnya membuat Rusia angkat bicara. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan isu ini telah dilebih-lebihkan oleh banyaknya intrik dan hal yang dibuat-buat.
“Negara kami telah mengumumkan sejak hari pertama kasus ini mencuat bahwa perlu ada satu langkah untuk melakukan sebuah investigasi yang menyeluruh dan tidak memihak,”kata Zakharova, Kamis, 1 November 2018, seperti dikutip dari english.alarabiya.net.
Baca: Pembunuhan Jamal Khashoggi, Senat Minta Trump Sanksi Saudi
Maria Zakharova, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia. Sumber: en.wikipedia.org
Pernyataan itu disampaikan oleh Zakharova untuk meluruskan setelah banjir komentar di berbagai media sosial dan sejumlah media massa dikabarkan intelijen Rusia tahu apa yang telah terjadi dan telah memberikan informasi kepada intelijen Turki. Dia menekankan Rusia tidak akan berkomentar kecuali setelah seluruh pihak terkait menyimpulkan investigasi kasus pembunuhan ini.
Baca: Mohammed bin Salman Sudah Incar Jamal Khashoggi Selama 3 Tahun
Menurut Zakharova, pembunuhan terhadap Khashoggi adalah sebuah tragedi yang menakutkan dengan banyak intrik politik dan hal yang dibuat-buat seperti yang saat ini terjadi. Ada sebuah kebocoran besar dalam kasus pembunuhan Khashoggi selain kurangnya data resmi dalam kasus ini. Untuk itu, sekarang ini penting untuk mencari tahu titik kebocoran-kebocoran tersebut.
Khashoggi adalah wartawan asal Arab Saudi yang sejak 2017 mengasingkan diri ke Virginia, Amerika Serikat. Wartawan senior itu dikenal vokal mengkritik kebijakan-kebijakan Kerajaan Arab Saudi. Dia dibunuh di dalam kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Sampai Jumat, 2 November 2018, jasad Khashoggi, yang diduga sudah dimutilasi belum diketahui keberadaannya.