TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota senat dari Partai Republik dan Partai Demokrat kompak mendesak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menjatuhkan embargo ke Arab Saudi setelah mencuat kasus pembunuhan terhadap wartawan Jamal Khashoggi.
Dikutip dari Reuters, Kamis, 1 November 2018, embago yang diminta diantaranya menangguhkan perundingan energi nuklir untuk masyarakat sipil. Lima anggota parlemen dari Partai Republik yang dipimpin oleh Marco Rubio, mengatakan akan menggunakan undang-undang energi atom untuk memblokade setiap kesepakatan nuklir Amerika Serikat dengan Arab Saudi jika Presiden Trump tidak mengabulkan permintaan mereka.
Baca: Jaksa Agung Saudi Enggan Ungkap Tubuh Jamal Khashoggi, Kenapa?
“Pengungkapan kasus pembunuhan wartawan dari Arab Saudi, Khashoggi serta tindakan Arab Saudi di Yaman dan Lebanon telah meningkatkan kekhawatiran yang serius soal transparansi, akuntabilitas dan penilaian terhadap para pengambil keputusan di Kerajaan Arab Saudi. Untuk itu, kami meminta Anda (Trump) untuk menangguhkan setiap negosisi yang terkait dengan kesepakatan energi nuklir bagi masyarakat sipil di masa mendatang,” tulis Rubio.
Baca: Tunangan Jamal Khashoggi Tuntut Keberadaan Tubuh Khashoggi
Anggota Senat Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Edward Markey, juga melakukan tindakan serupa. Dia mengirimkan sepucuk surat kepada Presiden Trump yang meminta agar Trump menangguhkan setiap keputusan terkait kerja sama nuklir bagi masyarakat sipil dengan Arab Saudi. Markey pun meminta pemerintahan Trump mencabut segala jenis persetujuan bagi layanan nuklir, teknologi atau segala bentuk bantuan apapun ke Kerjaan Arab Saudi.
Menurut Markey, kerja sama antara dua negara, khususnya menyangkut energi nuklir, harus berdasarkan kepercayaan dan nilai-nilai. Akan tetapi, tindakan yang dilakukan Arab Saudi telah memperjelas bahwa setiap kerja sama nuklir dengan Kerajaan Arab Saudi saat ini tidak memenuhi standar.
Washington ingin Arab Saudi membeli teknologi energi nuklir dari perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat, seperti Westinghouse. Akan tetapi kasus pembunuhan terhadap Khashoggi, 59 tahun, telah menciptakan pergeseran. Khashoggi dikenal suka mengkritik kebijakan Kerajaan Arab Saudi melalui tulisan-tulisannya. Dia dibunuh pada 2 Oktober 2018 di kantor konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki.