TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Bersenjata Rusia dan Turki sepakat wilayah perbatasan Suriah di Idlib menjadi zona bebas militer. Keterangan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Jumat 21 September 2018 seperti dilaporkan situs berita Yeni Safak, Jumat.
Dalam keterangannya kepada media, Lavrov juga mengatakan, penguasaan Amerika Serikat atas wilayah di Sungai Efrat dapat mengancam integritas Suriah.
Baca: Tolak Seruan Turki, Jet Suriah dan Rusia Gempur Idlib
Personel Tentara Pembebasan Suriah bersiap berpatroli di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP
Ankara dan Moskow menandatangani perjanjian pada Senin, 17 September 2018, berisi tentang desakan mengosongkan Idlib dari aksi militer. "Kesepakatan ini dicapai menyusul pertemuan di kota pantai Sochi di Laut Hitam," tulis Yeni Safak.
Menurut laporan sejumlah media, kelompok oposisi Suriah di Idlib akan tetap berada di wilayah ini sebagaimana sebelumnya. Sementara Rusia dan Turki akan melakukan patroli gabungan di kawasan tersebut guna mencegah pertempuran lanjutan.
Baca: 3 Kapal Perang Rusia ke Suriah Bebaskan Idlib, Turki Meradang
Personel Tentara Pembebasan Suriah keluar dari markas bawah tanah dengan membawa senjata di pinggiran Kota Jisr al-Shughur, Idlib, Suriah, Ahad, 9 September 2018. Ugur Can/DHA via AP
Bulan lalu, rezim Suriah merencanakan melancarkan serangan militer besar-besaran di Idlib, terutama di benteng pertahanan kelompok oposisi. Serangan tersebut didukung oleh kekuatan udara Rusia yang menjadi sekutu dekat Presiden Bashar al Assad.