TEMPO.CO, Ankara - Pemerintah Turki mengatakan kesediaannya berbicara dengan pemerintah Amerika Serikat untuk menyelesaikan konflik berlanjut di antara kedua negara anggota NATO ini.
Baca:
Trump -- Erdogan Tegang, Pengadilan Turki Tolak Banding Pastor AS
Terkait Lira, Qatar Janji Investasi Rp 221 Triliun kepada Erdogan
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan hal tersebut di hadapan sejumlah duta besar asing pada Rabu malam, 15 Agustus 2018, di ibu kota Ankara.
“Kami siap bicara mengenai semuanya untuk menyelesaikan masalah yang ada sebagai mitra sejajar,” kata Cavusoglu, seperti dilansir Al Jazeera, Kamis, 16 Agustus 2018. “Saya bicara terbuka tapi dengan satu syarat, yaitu tidak ada ancaman dan tidak ada pemaksaan.”
Cavusoglu juga meminta Amerika mempertimbangkan rasa frustrasi yang dialami pemerintah Turki dengan sejumlah kebijakan pemerintah Amerika.
Pernyataan Cavusoglu ini menyusul pernyataan dari juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, bahwa kenaikan tarif impor untuk baja dan aluminium asal Turki tidak terkait dengan kasus pastor asal Amerika, yaitu Andrew Brunson. Saat ini, Brunson sedang ditahan otoritas Turki terkait dengan tuduhan melakukan kegiatan mata-mata dan terorisme.
“Tarif yang dikenakan tidak akan dihilangkan meskipun ada pembebasan pastor Brunson,” kata Sanders, kemarin, dalam jumpa pers dengan media. “Tarif itu dikenakan terkait dengan kepentingan keamanan nasional,” kata Sanders tanpa menjelaskan alasan keamanan nasional yang dimaksud.
Seperti diberitakan Reuters, hubungan Turki dan Amerika memburuk dengan cepat sejak pekan lalu ketika mata uang lira mengalami pelemahan tiba-tiba hingga sekitar 20 persen.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels, Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)
Ini menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Amerika mengenakan kenaikan tarif ganda hingga 50 persen dan 20 persen untuk produk baja dan aluminium.
Trump sebelumnya mendesak pemerintah Turki membebaskan Brunson, yang menurut dia tidak bersalah. Amerika juga mengenakan sanksi terhadap dua menteri Turki terkait dengan penolakan untuk pembebasan Brunson.
Baca:
Kena Sanksi, Erdogan Sebut Amerika Tusuk Turki di Punggung
Lawan Spekulan Lira, Bank Sentral Turki Cukur Transaksi Valas
Beberapa hari terakhir, lira Turki mulai menguat setelah bank sentral CBRT membatasi transaksi valuta asing di perbankan Turki dan asing untuk menghapus kegiatan spekulasi.
Presiden Erdogan lalu mengumumkan boikot sejumlah produk elektronik asal Amerika, seperti iPhone, dan menaikkan tarif impor sejumlah produk dua kali lipat sebagai retaliasi, seperti mobil penumpang, hingga 120 persen.
Erdogan juga mendapat bantuan komitmen investasi dan deposit senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 221 triliun dari Emir Qatar, yang datang berkunjung ke Ankara beberapa hari lalu.