TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan Turki akan memboikot produk elektronik Amerika Serikat.
Dilaporkan Anadolu, 15 Agustus 2018, pengumuman Erdogan disampaikan dalam pidatonya selama simposium yang diselenggarakan oleh Yayasan Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) pada ulang tahun yayasan ke-17 dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AK).
Baca: Imbas Krisis Turki, Maskapai Penerbangan Turki Boikot Iklan ke AS
"Kami akan memboikot produk elektronik Amerika Serikat," kata Erdogan. Erdogan menambahkan bahwa Turki akan menghasilkan versi yang lebih baik dari setiap produk yang sebelumnya dibeli dengan mata uang asing dan mengekspornya.
"Mereka tidak ragu untuk menggunakan ekonomi sebagai senjata melawan kami, karena mereka (juga) mencoba di bidang diplomatik atau militer, dan upaya untuk menabur ketidakstabilan sosial dan politik," tambah Erdogan. Erogan juga mendesak pengusaha untuk melakukan lebih banyak ekspor.
Baca: Survei Jenderal: Turki Keluar dari NATO Tahun Ini
"Saya menyerukan kepada rakyat Turki dan terutama para pengusaha bahwa jawaban terbaik yang dapat Anda berikan kepada para pembunuh ekonomi adalah dengan sepenuhnya merangkul bisnis Anda. Kita harus menghasilkan lebih banyak, mengekspor lebih banyak, karena sia-sia mengunci produk kita di penyimpanan," tutur Erdogan.
Mata uang Lira Turki [REUTERS]
Hal ini didukung oleh jajaran kabinet Erdogan, di mana menteri keuangan akan meyakinkan investor yang bersangkutan dengan pengaruh Erdogan atas ekonomi dan perlawanannya terhadap kenaikan suku bunga untuk mengatasi inflasi dua digit.
Sementara dilaporkan Reuters, Turki menyatakan tidak akan menggunakan produk AS untuk keperluan konstruksi. Menteri lingkungan dan urbanisasi Turki, Murat Kurum, mengatakan negara itu sedang mengalami pengepungan ekonomi. Lira telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar AS tahun ini, dan telah diperdagangkan pada rekor terendah pada Senin 13 Agustus.
Baca: Perang Dagang Turki - AS, 3 Ancaman Erdogan kepada Trump
Kejatuhan lira telah mempengaruhi pasar global. Penurunan lira sebesar 18 persen pada Jumat 10 Agustus, telah memukul saham Eropa dan AS karena investor cemas tentang eksposur bank ke Turki.
Pada Selasa 14 Agustus, lira pulih dan diperdagangkan pada 6,3300 poin terhadap dolar pada pukul 19.47 waktu Turki, naik sekitar 9 persen dari penutupan hari sebelumnya, setelah menyentuh 6,2995 poin.