TEMPO.CO, Jakarta - Wa Lone, 32 tahun dan Kyaw Soe Oo, 28 tahun, dua wartawan asal Myanmar yang bekerja untuk Reuters pada Senin, 16 Juli 2018, memberi kesaksian di persidangan untuk pertama kali sejak keduanya ditahan pada Desember 2017. Wa Lone dan Kyaw Soe diperkarakan ke meja hukum karena diduga telah menggunakan dokumen rahasia negara terkait laporan investigasi pembunuhan etnis minoritas Rohingya yang dilakukan keduanya.
Dikutip dari Reuters pada Selasa, 17 Juli 2018, Wa Lone menjelaskan dipersidangan seorang petugas kepolisian berpangkat kopral bernama, Naing Lin, telah mengajaknya bertemu, bahkan sampai dua kali sebelum penangkapan atau persisnya pada 12 Desember 2017. Petugas itu memaksanya bertemu dan secara tiba-tiba menyerahkan beberapa dokumennya, yang ketika itu ditemani oleh Kyaw Soe.
"Setelah pukul 17.00, ketika saya hendak meninggalkan kantor, Naing Lin menelepon saya dan meminta saya untuk bertemu pada sore itu juga. Dia mengatakan, jika saya tidak datang saya mungkin tidak akan bisa bertemu dia lagi karena dia akan dimutasi ke wilayah lain di Myanmar," kata Wa Lone.
Dipersidangan, Wa Lone menegaskan memang meminta Kyaw Soe untuk menemaninya bertemu dengan Naing Lin. Saat keduanya bertemu dengan Naing Lin di sebuah restoran di kota Yangon, rupanya Naing Lin membawa rekan polisinya yang lain. Rekan Naing Lin itu lantas memberikan dokumen-dokumen yang digulung dan menyuruh memotret dokumen tersebut. Mereka tidak mengambil foto, tetapi memberi tahu Naing Lin itu dokumen itu terlalu gelap.
“Dokumen-dokumen itu tidak ada hubungannya dengan percakapan kami. Dia tiba-tiba saja mengeluarkannya, padahal saya tidak memintanya,” kata Wa Lone.
Baca: Ditahan Myanmar, Dua Wartawan Ini Bakal Cerita Penangkapan Mereka
Tak lama setelah Naing Lin meninggalkan pertemuan, kedua wartawan itu ditahan sepulang dari restoran tersebut atau bahkan sebelum mereka melihat dokumen yang diberikan pada mereka.
Dalam kesaksiannya dua bulan lalu, Naing Lin membenarkan telah bertemu dengan dua wartawan Reuters itu, tetapi membantah telah memberi mereka sesuatu. Dia pun bersikeras tidak pernah memanggil Wa Lone untuk melakukan pertemuan, sebaliknya dua wartawan tersebut yang memulai mengajak bertemu. Wa Lone juga mengatakan pada Naing Lin hanya bertemu sendirian. Namun kesaksian Naing Lin itu dipatahkan oleh kesaksian seorang petugas Kepolisian berpangkat Kapten bernama Moe Yan Naing.
Pada April 2018, Moe Yan Naing, mengatakan di persidangan bahwa beberapa jam sebelum kedua wartawan itu ditahan, seorang pejabat senior Kepolisian Myanmar telah memerintahkan Naing Lin untuk menjebak para wartawan itu.
Baca: Wartawan Myanmar Frustrasi Tak Ada Kebebasan Pers
Segera setelah mendapat perintah itu, Naing Lin tiba-tiba pergi dan kedua reporter itu ditangkap ketika meninggalkan restoran. Saksi-saksi sebelumnya dari Kepolisian Myanmar mengatakan di persidangan bahwa dua wartawan itu ditangkap di pos pemeriksaan keamanan oleh petugas yang tidak menyadari mereka sebagai wartawan dan ditemukan telah memegang dokumen rahasia di tangan mereka.
Sidang kesaksian Wa Lone dan Kyaw Soe akan dilanjutkan pada Selasa, 17 Juli 2018 waktu Myanmar. Penahanan dua wartawan oleh Myanmar ini menjadi tantangan demokrasi di pemerintahan yang dipimpin oleh Aung Sang SuuKyi, peraih Nobel bidang perdamaian 1991.
REUTERS l MUH.BASKHORO W.D.