TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menduga kebocoran di laboratorium kimia militer Inggris yang dirahasiakan, Porton Down, ada kaitannya dengan dua kasus racun syaraf Novichok yang terjadi di Salisbury dan Amesbury.
Baca: Botol Racun Novichok Ditemukan di Rumah Korban, Reaksi Inggris?
Menurut Kedutaan Rusia di London, Salisburry dan Amesbury berdekatan dengan laboratorium Porton Down, sekitar 8 kilometer. Kasus pertama terjadi di Salisbury pada Maret 2018 yang menjadi korban racun Novichok seorang mantan agen ganda, Rusia dan Inggris, bernama Sergei Skripal dan putrinya bernama Yulia.
Kasus kedua terjadi pada 30 Juni 2018 di Amesbury yang menewaskan Dawn Sturgess, sementara pasangannya, Charlie Rowley masih dalam kondisi kritis dirawat di rumah sakit.
Polisi anti-terorisme Inggris kemarin menemukan botol kecil berisi racun Novichok di rumah Rowley.
Kedutaan Rusia menanggapi temuan botol berisi Novichok dengan meminta Inggris membagikan data tentang temuan tersebut, namun ditolak oleh Inggris.
Dawn Sturgess (kiri) dan Charlew Rowley korban racun syaraf Novichok di Amesbury, tak jauh dari lokasi eks intelijen Rusia Sergei Skripal dan anaknya diserang racun Novichok, pada 30 Juni lalu. [RADIO FREE EUROPE]
Baca: Ilmuwan Rusia Buka Suara Soal Racun Novichok, Ini Pengakuannya
"Tidak dapat mengecek atau memverifikasi pernyataan Inggris karena London menolak bekerja sama dengan kami dengan berbagai cara yang memungkinkan," kata seorang diplomat usia, seperti dikutip dari Russia Today, Minggu, 15 Juli 2018.
Rusia kemudian menuding bahwa dua kasus keracunan tersebut terjadi di lokasi yang dekat dengan laboratorium kimia militer rahasia di Porton Down.
"Sehingga kasus ini boleh jadi mengarah pada kesimpulan bahwa telah terjadi kebocoran dari laboratorium. Hal ini tidak dapat disingkirkan."
Rusia juga mengkritik Inggris yang tidak transparan dalam menyelidiki kasus racun Novichok yang dikembangkan militer Uni Sovyet pada masa Perang Dingin.
Inggris telah meminta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia atau OPCW untuk menguji zat yang ditemukan di Amesbury.
Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]
Baca: Novichok, Pencabut Nyawa dari Rusia
Bagi Rusia, langkah Inggris meminta OPCW sebagai upaya mempolitisasi organisasi ini sehingga menganggu reputasinya.
Akhir Juni lalu, Inggris dan sejumlah negara sekutunya memperluas kewenangan OPCW dengan mengizinkan lembaga itu tidak hanya menginvestigasi dugaan serangan senjata kimia, namun juga menyebut pihak yang dipersalahkan.
Rusia menyatakan, perluasan status OPCW merupakan perkembangan yang membahayakan karena lembaga yang netral berbalik menjadi alat politik yang akan digunakan oleh Barat untuk mengajukan tekanan kepada Suriah dan negara lainnya.
Temuan terbaru, polisi anti-terorisme Inggris mengatakan, pihaknya telah menemukan lebih dari 400 item yang potensial terpapar racun. Item-item ini bagian dari bukti kasus keracunan di Amesbury. Benda-benda mencurigakan itu telah dibawa ke laboratorium untuk dianalisa. Polisi Inggris ingin mengetahui apakah racun yang ditemukan di Amesbury sama dengan racun Novichok yang ditemukan di Salisbury.