Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pangeran William Temui Mahmoud Abbas dan Siswa Sekolah Palestina

Editor

Budi Riza

image-gnews
Pangeran William bercakap-cakap dengan sejumlah siswa di sebuah sekolah di Palestina pada Rabu, 27 Juni 2018. Kensington Palace Twitter
Pangeran William bercakap-cakap dengan sejumlah siswa di sebuah sekolah di Palestina pada Rabu, 27 Juni 2018. Kensington Palace Twitter
Iklan

TEMPO.CO, Tepi Barat – Pangeran William mengunjungi wilayah Palestina dan menjadi anggota kerajaan Inggris pertama yang melakukan kunjungan kenegaraan ini.

Pangeran William mengatakan bangsa Palestina tidak dilupakan dan dia juga mengunjungi salah satu kamp pengungsi, sekolah dan menggelar pertemuan dengan para pebisnis dan tokoh agama setempat. Pertemuan ini digelar di kantor Konsulat Jenderal Inggris di Yerusalem.

Baca: 

Bantuan Dipotong AS, PBB Cari Dana untuk Pengungsi Palestina

Empat Negara Arab Dikabarkan Setuju Proposal AS untuk Palestina

“Perasaan saya sama dengan Anda menginginkan adanya perdamaian abadi di wilayah ini,” kata William kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, saat mengunjungi kantor Presiden Palestina, Muqata, yang terletak di atas bukit seperti dilansir Reuters pada Rabu, 27 Juni 2018. William mendapat sambutan karpet merah sambil menginspeksi pasukan keamanan Palestina.

Dalam pertemuannya dengan komunitas pengusaha serta tokoh agama, William mengungkapkan kesannya mengenai kunjungan ini. 

Pangeran William dari Inggris bertemu Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, di Ramalla pada Rabu, 27 Juni 2018. Kensington Palace Twitter

“Pesan saya malam ini kepada Anda semua adalah Anda tidak dilupakan. Ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan bagi saya bertemu Anda dan bangsa Palestina lainnya yang tinggal di Tepi Barat dan mendengarkan cerita-cerita Anda,” kata Duke of Cambridge ini.

Baca: 

Raja Abdullah-Trump Bahas Perdamaian Israel-Palestina

Sebut Yerusalem Timur Area Palestina, Pangeran William Dikritik

Suami Catherine Middleton ini menambahkan,”Saya berharap dengan kehadiran saya di sini dan memahami tantangan yang Anda hadapi, hubungan persahabatan dan saling hormat antara bangsa Inggris dan Palestina akan tumbuh semakin kuat."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seusai bertemu Abbas, William juga mengunjungi kamp pengungsi Jalazone dan mendatangi pusat kesehatan dan sebuah sekolah, yang keduanya dikelola oleh United Nations Relief and Works Agency, UNRWA.

Ada sekitar 9000 warga Palestina tinggal di kamp pengungsi ini, yang berbatasan langsung dengan sebuah pemukiman Israel.

Penjagaan tentara Palestina terlihat ketat. Mereka berjaga di sepanjang jalan dan di sejumlah atap-atap rumah di sekitar lokasi kunjungan Pangeran William.

Dalam kunjungan ini, William menyaksikan proses vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan sejumlah bayi di klinik di kamp pengungsi Jalazone.

“Apakah ini bayi pertama Anda,” kata William kepada Suhair Moussa, yang menggendong putrinya yang bernama Naifa dan berusia satu bulan. Moussa mengatakan ini adalah putrinya yang kelima. William menanggapi,”Jadi Anda sudah terbiasa dengan proses ini sekarang.”

Warga yang memenuhi lokasi klinik dan terlihat bersemangat menyambut Pangeran William. Mereka bertepuk tangan saat calon Raja Inggris itu meninggalkan lokasi.

Pangeran William dari Inggris menyaksikan siswa sekolah bermain sepak bola di Tepi Barat, Palestina, saat kunjungan kenegaraan pertamanya pada Rabu, 27 Juni 2018. Kensington Palace Twitter

Namun, seorang warga Palestina yang berada di luar klinik menyuarakan kemarahannya terhadap warisan kolonial Inggris di Tanah Suci, yang berakhir pada 1948. Warga ini mengutip Deklarasi Balfour 1917 yang isinya menyatakan pemerintahan Inggris saat itu mendukung sebuah rumah nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Pada 2018 ini, bangsa Israel memperingati 70 tahun hari kemerdekaan. Namun, bangsa Palestina menyebut peristiwa ini sebagai Nakba atau bencana besar, yang menyebabkan ratusan ribu warga Palestina terusir dari rumah-rumah mereka akibat kekerasan. Ini berujung terjadinya perang antara Israel yang baru dibentuk dengan negara-negara Arab tetangganya pada Mei 1948.

“Anda bertanggung jawab atas Nakba Palestina,” kata Nasser Migdad, 44 tahun, salah satu pengungsi di Jalazone.”Dengan Deklarasi Balfour, Anda membawa bangsa Yahudi kepada kami.”

Dari Kamp Jalazone, Pangeran William tiba di sebuah sekolah Palestina untuk para anak perempuan yang dikelola UNRWA. Mereka duduk membentuk setengah lingkaran dengan William dan terjadi percakapan. “Saya senang Pangeran datang karena dia menggunakan waktunya untuk duduk bersama dan mendengarkan kami. Kami duduk dengan orang penting,” kata Layan Wissam, 14 tahun.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

49 menit lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional


Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 jam lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

8 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

10 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

11 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

15 jam lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

16 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

17 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.


Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

18 jam lalu

Aktivis HAM saat menghadiri acara Koalisi Musisi Untuk Gaza'STOP GENOSIDA PALESTINA' di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 19 April 2024. Dalam aksinya para Aktivis HAM menuntut gencatan senjata dan kemerdekaan absolut Palestina dari okupansi Israel dan kroninya. TEMPO/Subekti.
Menlu Retno Bilang Veto di PBB Tak Surutkan Dukungan RI untuk Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut, Indonesia akan tetap menjalankan diplomasi guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.