Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bantuan Dipotong AS, PBB Cari Dana untuk Pengungsi Palestina

image-gnews
Seorang wanita pengungsi Palestina meninggalkan pusat distribusi makanan PBB setelah menerima bantuan di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. Warga Palestina memprotes keputusan tersebut, yang dapat memperdalam kesulitan di Jalur Gaza. REUTERS
Seorang wanita pengungsi Palestina meninggalkan pusat distribusi makanan PBB setelah menerima bantuan di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. Warga Palestina memprotes keputusan tersebut, yang dapat memperdalam kesulitan di Jalur Gaza. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - PBB memohon kepada negara-negara anggota pada Senin 25 Juni, untuk menutup kekurangan dana setelah Donald Trump memotong sumbangan Amerika Serikat untuk program bantuan pengungsi Palestina di seluruh Timur Tengah.

PBB mengadakan konferensi untuk mengumpulkan uang guna kebutuhan dasar pengungsi, seperti bantuan makanan dan perawatan medis hingga sanitasi, yang akan disalurkan kepada 5 juta pengungsi di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon dan Suriah.

Baca: Amerika Serikat Memotong Bantuan untuk Palestina

Setelah sesi tersebut, PBB masih menghitung berapa banyak dana yang mesti ditutup oleh negara-negara yang menjanjikan bantuan, setelah penghitungan kekurangan anggaran tahun ini sebesar US$ 250 juta atau Rp 3,5 triliun yang dilakukan Lembaga Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), sebagai badan yang mengkoordinir bantuan.

Pejabat AS mengatakan Amerika Serikat, seperti dikutip Associated Press, 26 Juni 2018, sebagai pendonor utama program, memberikan US$ 364 juta atau Rp 5,1 triliun kepada Lembaga Bantuan PBB tahun lalu tetapi hanya US$ 60 juta atau Rp 851 miliar tahun ini. Pierre Krahenbuhl, direktur Lembaga Bantuan PBB, mengatakan pemotongan itu mengancam bantuan pokok seperti bantuan makanan di Gaza dan klinik medis yang tersebar di lima wilayah, sementara sekitar 500.000 anak-anak terancam putus sekolah.

Baca: Demokrat Desak Amerika Serikat Tak Kurangi Bantuan ke Palestina

"Situasi Palestina dicengkeram oleh kegelisahan dan ketidakpastian, pertama karena pengungsi Palestina tidak melihat solusi untuk nasib mereka di masa mendatang," kata Pierre Krahenbuhl.

Pengungsi Palestina menunggu untuk menerima bantuan di pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. UNRWA didirikan pada 1949 setelah ratusan ribu orang Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka karena perang Israel 1948 REUTERS

Di Gaza, hampir 2 juta pria, perempuan dan anak-anak mengalami kekurangan air dan listrik parah di tengah situasi yang semakin memburuk antara Palestina dan Israel sejak Presiden Donald Trump membuka Kedutaan Besar AS di Yerusalem.

Donald Trump mengumumkan pada Januari bahwa ia menahan US$ 65 juta atau Rp 922 miliar dari angsuran dana US$ 125 juta atau Rp 1,7 triliun yang direncanakan untuk lembaga bantuan pengungsi Palestina.

Baca: Sebut Palestina tak hargai AS, Donald Trump ancam lagi hentikan bantuan

Melalui Twitternya Donald Trump berdalih dia tidak melihat alasan untuk menghabiskan begitu banyak uang Amerika sebagai imbalan atas apa yang dilakukannya dengan menyebut tidak ada penghargaan atau rasa hormat dari Palestina.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, mengatakan pekan lalu lembaga bantuan PBB tersebut perlu memperbaiki cara untuk mengelola anggaran dan keuangannya dengan lebih baik.

Seorang pria Palestina membawa persediaan makanan di sebuah pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. Bantuan tersebut dipergunakan agar sekolah dan klinik agen tersebut dibuka oleh para pengungsi sampai tahun 2018 dan seterusnya. REUTERS

Juru bicara lembaga bantuan PBB, Christopher Gunness, mengatakan pemotongan sebenarnya adalah sekitar US$ 300 juta atau Rp 4,2 triliun karena AS telah memimpin lembaga dan menyediakan US$ 365 juta atau Rp 5,1 triliun pada 2018. Pemerintah AS mengucurkan US$ 60 juta atau Rp 851 miliar pada Januari lalu sehingga UNRWA dapat membayar guru dan petugas kesehatan serta menjaga sekolah dan layanan medis tetap beroperasi di Gaza dan Tepi Barat, tetapi ia mengakui sumbangan AS akan berdampak besar.

"Sekolah-sekolah mungkin tidak dapat dibuka tepat waktu pada Agustus nanti," Miroslav Lajcak, presiden Majelis Umum PBB, seperti dikutip Middle East Eye.

"Layanan lain bisa mulai terpengaruh pada awal bulan depan. Dan kegiatan kemanusiaan di Tepi Barat dan Gaza beresiko," tambah Lajcak.

Sebelumnya Konferensi berjanji UNRWA akan mendapat bantuan sebesar US$ 446 juta untuk tahun ini, namun hingga kini baru diperoleh setengah dari target yang dijanjikan.

Baca: Empat Negara Arab Dikabarkan Setuju Proposal AS untuk Palestina

"Berkat US$ 200 juta atau Rp 2,8 triliun untuk sumbangan baru, UNRWA telah mampu mempertahankan layanan vitalnya. Pada saat yang sama, UNRWA telah mengambil langkah-langkah luar biasa untuk mengurangi pengeluarannya dengan tambahan US$ 92 juta atau Rp 1,3 triliun," kata sekjen PPBB, Antonio Guterres, dalam konferensi.

Pada konferensi Senin 25 Juni kemarin, beberapa negara memberikan bantuan baru untuk pengungsi Palestina, termasuk US$ 51 juta atau Rp 723 miliar dari Inggris, US$ 500.000 atau Rp 7 miliar dari Meksiko dan US$ 4,68 juta atau Rp 66 miliar dari Belgia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

3 jam lalu

Benjie Yap. Foto: Linkedin
Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel


Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

4 jam lalu

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)
Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

17 jam lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

19 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

23 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

1 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

1 hari lalu

Puluhan aktivis pembela HAM dan tokoh masyarakat bersama Amnesty International Indonesia menggelar aksi unjuk rasa Menolak Kejahatan Kemanusian di Gaza di depan Kedubes AS, Jakarta, Jumat 27 Oktober 2023. Dalam aksinya para aktivis menyerukan negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat harus didesak untuk memastikan Israel menghentikan serangan besar-besaran ke Gaza sekaligus mengakhiri penindasan sistem Apartheid kepada warga Palestina. TEMPO/Subekti.
Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.


Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

3 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Kuburan Massal Kembali Ditemukan di Gaza, Berisi 210 Jasad dari Khan Younis

Badan layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jasad di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di Kota Khan Younis, Gaza selatan


Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

3 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.


AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

3 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

PM Israel Benjamin Netanyahu akan melawan sanksi apa pun yang menargetkan unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia.