TEMPO.CO, Jakarta - Kini perempuan Arab Saudi bebas mengemudi di jalan-jalan kota yang sibuk untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun larangan mengemudi di negara paling konservatif di dunia. Setelah pencabutan larangan mengemudi, sekarang perempuan Arab Saudi memiliki peluang pekerjaan baru, yakni bekerja sebagai pengemudi.
Ini adalah pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh mayoritas pria di Arab Saudi, bahkan pria Arab Saudi pun tidak semuanya bekerja sebagai pengemudi karena dianggap sebagai hal yang tabu secara sosial. Mengemudi hampir sepenuhnya pekerjaan orang asing, seringkali berpenghasilan rendah dan dari negara-negara seperti India, Pakistan dan Bangladesh.
Baca: Perempuan Arab Saudi di F1, Tonggak Emansipasi Perempuan Saudi
Perempuan Arab Saudi yang ingin bekerja sebagai pengemudi, untuk layanan taksi online seperti Uber, akan mendobrak batas tradisional Arab Saudi, yang bahkan lebih luas pada hak-hak perempuan dan merupakan bagian dari gelombang perubahan yang memicu protes dari kaum konservatif.
“Sangat alami bagi orang-orang untuk menolak perubahan,” kata Ammal Farahat, seperti dikutip Associated Press, 26 Juni 2018. Ammal adalah seorang ibu kaya dengan dua orang yang memiliki gelar master yang menjalankan konsultannya sendiri.
“Begitu mereka mulai melihat lebih banyak kesan dan peluang positif, dan apa artinya bagi perempuan untuk mengemudi, mereka akan mengubah pikiran mereka.”
Farahat, yang memiliki surat izin mengemudi dari AS sebelum mendapat izin dari Arab Saudi, mendaftar untuk menjadi pengemudi bagi Careem, pesaing lokal untuk Uber. Dia dan saudara perempuannya, yang dibesarkan di Arab Saudi dengan ibu Jerman yang bisa mengemudi dengan bebas di negara asalnya, mencoba menjadi pengemudi Careem.
Baca: 40 Inspektur Kecelakaan Perempuan Pertama Arab Saudi Siap Bekerja
Seorang perempuan tersenyum saat bersiap mengendarai mobilnya di Al Khobar, Arab Saudi, Ahad dinihari, 24 Juni 2018. Perempuan yang diperbolehkan mengemudi tetap harus memiliki surat izin mengemudi (SIM). REUTERS/Hamad I Mohammed
Farahat mengatakan dia memutuskan untuk mengambil pekerjaan itu untuk melawan stereotip perempuan Arab Saudi yang bekerja sebagai sopir. Bagi perempuan yang mendaftar menjadi pengemudi, pekerjaan itu memberikan sumber pemasukan lain dan kemandirian finansial yang lebih besar.
“Dengan membuka platform kami sekarang untuk perempuan, kami memberdayakan mereka untuk menjadi bos mereka sendiri, untuk mengemudi atau untuk bekerja kapan pun mereka mau, dan untuk bekerja berapa lama mereka inginkan. Sangat cocok untuk perempuan di dunia kerja, ”kata pendiri Careem, Abdullah Elyas.
Perubahan ini mencerminkan pergeseran gaya hidup Arab Saudi karena Kerajaan Arab Saudi hanya mengandalkan ekspor minyaknya untuk kekayaan. Sementara 70 persen orang Arab Saudi bekerja di sektor publik. Pekerjaan ini tentu saja tidak cukup untuk mengimbangi jumlah warga Arab Saudi yang memasuki dunia kerja.
Pengangguran mendekati 13 persen. Mayoritas pencari kerja di Arab Saudi adalah perempuan dan sekitar 34 persen warga Arab Saudi yang mencari pekerjaan pada usia antara 25 dan 29 tahun. Pencabutan larangan mengemudi diharapkan secara bertahap meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan melambungkan perekonomian.
Careem mengatakan 2.000 wanita telah mendaftarkan diri pada perusahaan untuk mendaftar sebagai pengemudi sejak kerajaan itu mengumumkan pada bulan September larangan mengemudi bagi perempuan akan dicabut. Uber, sementara itu, meluncurkan sebuah situs web minggu lalu dengan lebih dari 100 perempuan Saudi mendaftarkan minat mereka dalam mengemudi.
Aplikasi taksi online yang berbasis di Dubai, Careem, bersama dengan raksasa global Uber, telah membuka peluang bagi perempuan untuk mendaftar sebagai pengemudi. Pada Minggu 24 Juni, tepat berakhirnya larangan mengemudi perempuan, puluhan perempuan Arab Saudi siap untuk menjemput penumpang.
Baca: Showroom Mobil Arab Saudi Bersiap Sambut Konsumen Perempuan
“Saya menghentikan mobil dan menangis. Saya tidak percaya bahwa sekarang kami mengemudi ... Ini adalah mimpi. Saya pikir itu akan benar-benar normal, saya hanya masuk ke mobil dan pergi. Saya terkejut dengan reaksi saya sendiri," kata Reem Farahat, seperti dikutip Arabnews.
Sudah lebih dari 150.000 pengemudi pria Arab Saudi mendaftar dengan Uber, dengan mayoritas bekerja paruh waktu. Careem mengatakan 95 persen dari armada pengemudinya adalah warga Arab Saudi, dengan total sekitar 170.000. Tetapi 80 persen pelanggan Uber adalah wanita dan 70 persen untuk Careem.
Seorang perempuan tersenyum saat akan mengendarai mobilnya di Al Khobar, Arab Saudi, Ahad dinihari, 24 Juni 2018. Hari ini merupakan hari pertama perempuan di Arab Saudi diperbolehkan mengemudi secara resmi. REUTERS/Hamad I Mohammed
Ketika keputusan kerajaan diumumkan tahun lalu bahwa perempuan akan diizinkan untuk mengemudi, beberapa perempuan Saudi bersemangat untuk mengendarai mobil mereka sendiri berbagi foto di Twitter dan menghapus aplikasi Uber atau Careem mereka. Careem tidak khawatir tentang bisnis yang dirugikan dan mencoba menyesuaikan pelanggan baru.
Baca: Arab Saudi Rekrut Wanita Jadi Tentara Perbatasan
Meskipun telah ada pelonggaran pembatasan sosial dalam beberapa tahun terakhir, budaya Arab Saudi masih menghindari pencampuran laki-laki dan perempuan. Uber melakukan penelitian sendiri dan menemukan bahwa 74 persen pengemudi perempuan bahwa mereka hanya tertarik untuk membawa penumpang perempuan.
Untuk mengakomodasi ini, Uber meluncurkan fitur baru di Arab Saudi yang memungkinkan pengemudi wanita untuk memilih penumpang wanita. Sementara Careem mengatakan pengemudinnya juga dapat memutuskan untuk mengkonfirmasi atau menolak perintah berdasarkan jenis kelamin pengendara dengan melihat nama mereka.