TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan populis Italia, dengan kebijakan keras terkait migran, menolak menyelamatkan kapal pengungsi yang mengangkut sekitar 600 migran dan mengusir mereka dari perairan Italia pada Senin 11 Juni.
Langkah ini mendapat tentangan keras dengan Uni Eropa dan negara Mediterania lain, sampai akhirnya Spanyol mengalah dan menerima kapal pengungsi yang terombang-ambing di tengah terik matahari panas laut Mediterania sejak Sabtu, dilansir dari New York Times, 13 Juni 2018.
Baca: Penjaga Pantai Libya Selamatkan 152 Imigran Gelap
Penghadangan terhadap kapal pengungsi ini menjadi ujian pertama Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini, yang mengkampanyekan kebijakan keras antimigran dan berjanji mengusir ratusan ribu pengungsi serta mencegah mereka mendarat di tanah Italia.
Usai pengusiran kapal migran dan ketika Spanyol akhirnya menawarkan bantuan kepada kapal pengungsi, Matteo Salvini menyatakan kemenangan untuk pemerintahannya.
Baca: Imigrasi Amerika Serikat Kirim 1.600 Imigran Gelap ke Penjara
"Kami mendapat nilai untuk aksi ini, namun ini belum berakhir," ujar Salvini yang menyebut gelombang migran yang menuju ke Italia sebagai "rombongan pasukan pengungsi palsu."
Salvini berjanji akan melakukan tindakan yang sama terhadap kapal-kapal lain nantinya dan akan memotong anggaran untuk para pengungsi. Salvini juga menyerukan untuk menutup pelabuhan Italia dari kapal pengungsi.
"Menyelamatkan nyawa adalah kewajiban, tapi bukan mengubah Italia menjadi tempat pengungsian. Italia harus berhenti menganggukan kepala dan patuh," tulis Matteo Salvini di Facebook.
Baca: Kisah Inspiratif Pengungsi Somalia Pengumpul Sampah Plastik
Matteo Salvini [Reuters]
Dilaporkan Reuters, sekitar 629 pengungsi termasuk 11 anak-anak dan 7 perempuan hamil dari 26 negara benua Afrika terdampar di perairan Mediterania sebelum akhirnya diselamatkan oleh kapal Aquarius, ketika Italia dan Malta menolak menerima mereka. Usai memindahkan pengungsi dari enam kapal kecil mereka, kapal Aquarius dikawal kapal Italia untuk menjauh dari perairan Italia.
Akhirnya, Perdana Menteri Sosialis Spanyol yang baru terpilih, Pedro Sánchez, memerintahkan agar Spanyol menerima pengungsi yang ditolak Italia.
"Ini adalah tugas kami untuk menghindari bencana kemanusiaan dan menawarkan tempat aman bagi orang-orang ini, untuk menunaikan kewajiban hukum internasional," tulis pernyataan resmi pemerintah Spanyol yang menerima pengungsi di pelabuhan timur Valencia.
Baca: Jerman Dalami Dugaan Penipuan Data Pencari Suaka
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam tindakan Italia yang menolak Aquarius.
"Ini adalah sinisme dan sikap tidak bertanggung jawab pemerintah Italia menyusul situasi krisis kemanusiaan," kata juru bicara Emmanuel Macron, Benjamin Griveaux.
Komentar Macron ditanggapi marah oleh Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte.
"Italia tidak bisa menerima pelajaran munafik dari negara-negara yang memalingkan muka ketika para imigran datang," tulis Conte dalam pernyataannya.
Selama lima tahun terakhir, Italia telah menerima 640.000 pengungsi Afrika. Negara-negara Uni Eropa lainnya mengabaikan permohonan dari Italia untuk mengambil sebagian dari pendatang baru dan berbagi biaya perawatan mereka. Penolakan ini telah meningkatkan sentimen anti-Eropa dan anti-pengungsi di Italia.