Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Malaysia Galang Dana,Tian Chua: Bukan Solusi Jangka Panjang

image-gnews
Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat Malaysia, Tian Chua. Free Malaysia Today
Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat Malaysia, Tian Chua. Free Malaysia Today
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia membuka rekening Tabung Harapan Malaysia atau Hope Fund untuk memberi kesempatan kepada publik membantu pemerintah melunasi utang negara, yang telah mencapai sekitar RM 1 triliun atau sekitar Rp 3.500 triliun.

Pemerintah Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang baru saja memenangi pemilu 2018, membuka rekening ini pada 30 Mei 2018. Hal ini dilakukan agar warga Malaysia yang merasa patriotik bisa menyumbangkan sebagian hartanya kepada negara untuk mencicil pembayaran utang.

Wakil Ketua Partai Keadilan Rakyat Malaysia, Tian Chua mengatakan, dana dari masyarakat bukan solusi jangka panjang. Negara ini menghadapi krisis ketika berada di bawah pemerintahan Najib, dan pemerintahan baru terpaksa mengatasinya.

"Untuk jangka panjang, kami harus mementingkan kestabilan negara, dengan memastikan bahwa korupsi akan diminimalisir," kata Tian Chua kepada Tempo dan Tribun di Jakarta, Senin, 4 Juni 2018. 

Baca: Najib Razak Tuduh Menkeu Asal Tebak Soal Utang Malaysia

Rakyat Malaysia patungan untuk membayar utang negara sebesar 1 triliun Ringgit. Bagaimana pendapat Anda?

Tentu saja pengumpulan dana dari masyarakat tidak akan menyelesaikan masalah utang, namun kami sebagai pemerintah tetap memberi peluang bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam usaha menyelamatkan negara.

Pengumpulan dana secara sukarela dari masyarakat ini telah diikuti semua lapisan masyarakat, ini juga suatu tindakan yang menyatu padukan rakyat Malaysia.

Selain mengambil bagian dalam pemilu bulan lalu, banyak juga rakyat ingin melakukan sesuatu karena mereka rasa beban ini (utang ini) adalah tanggung jawab bersama. Respon dari masyarakat ini sangat menggerakkan. Orang yang berpendapatan rendah pun juga melakukan usaha, mungkin sumbangan mereka jumlahnya kecil tetapi yang terpenting adalah semangat patriotisme yang mereka tunjukkan.

Anak-anak Malaysia Cuci Mobil Bantu Bayar Utang Negara

Apakah ini membangun optimisme Anda terhadap penyelesaian masalah utang di Malaysia?

Ya, memang. Penggalangan dana ini dimulai oleh rakyat Malaysia sendiri. Pemerintah tidak pernah menginisiasikan ini. Rakyat Malaysia banyak yang bertanya, "Kemana kita harus menyumbang, dimana account banknya?" Maka dari itu kita selaraskan supaya ada wadah yang resmi.

Respon dari berbagai lapisan masyarakat Malaysia sangatlah baik. Pemerintah akan menjamin dana sukarela dari masyarakat ini transparan. Semua rakyat tahu dana itu digunakan untuk apa. Semuanya akuntabel. Ini sangat kontras dengan pemerintah yang dulu, di mana rakyat tidak tahu dimana dana negara digunakan.

Baca: Tim Singapura ke Malaysia Bantu Usut Skandal 1MDB

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Inisiatif masyarakat untuk menggalang dana sukarela ini terjadi sebelum atau setelah pemilu?

Sebelum pemilu terakhir masyarakat Malaysia tidak yakin dengan pemerintah. Utang yang ada juga tidak transparan. Sebelum pemilu rakyat tidak tahu, termasuk kami sendiri tidak tahu berapa level of debt kami. Segalanya disembunyikan.

Pengumuman utang 1 trilliun ini dikritik oleh Najib bahwa akan sangat menakutkan dan tidak wajar dilakukan. Alasannya adalah utang ini dapat merusak keyakinan pasar terhadap kekuatan ekonomi Malaysia. Tapi kami sebagai pemerintah baru harus menunjukkan bahwa kami jujur dan transparan. Bersama rakyat, kami menunjukkan bahwa kami mampu untuk bersama-sama memikul tanggung jawab.

Untuk saat ini sudah berapa jumlah dana yang terkumpul?

Saya kurang tahu angka terakhir terkumpul berapa, tapi dalam 24 jam pertama dana yang terkumpul mencapai 7 juta Ringgit Malaysia.

Sampai kapan masyarakat harus mengumpulkan dana sukarela?

Saya kurang tahu pasti, mungkin akan berlangsung hingga rakyat merasa cukup. Penggalangan dana ini adalah ruang untuk rakyat berpartisipasi.

Baca: Talangi Utang Negara, Rakyat Malaysia Kumpulkan Rp 94 Miliar

Apa langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Malaysia untuk menjaga agar dana dari masyarakat ini tetap transparan?

Untuk menjaga transparansi, menteri keuangan yang baru akan selalu melaporkan dari waktu ke waktu pada masyarakat Malaysia uang dari masyarakat itu digunakan untuk apa, bayar utang yang mana, semua akan dilaporkan ke media massa. Tidak ada yang disembunyikan.

Dana dari masyarakat bukan solusi jangka panjang. Negara ini menghadapi krisis ketika berada di bawah pemerintahan Najib, dan kami terpaksa mengatasinya. Untuk jangka panjang, kami harus mementingkan kestabilan negara, dengan memastikan bahwa korupsi akan diminimalisir. Kami harus pastikan segala pembelanjaan pemerintah akuntabel. Kami akan wujudkan mekanisme untuk memantau pembelanjaan negara. Jadi kami tidak akan membiarkan kesalahan yang sama terulang kembali.

Salah satu cara yang harus dilakukan oleh pemerintah sekarang adalah menyelidiki secara mendalam permasalahan 1MDB. Kami mencoba untuk mendapatkan kembali uang yang telah hilang karena 1MDB. Masalah ini melibatkan agensi antar bangsa di mana Malaysia akan menyertai berbagai pengadilan di negara-negara lain termasuk Department of Justice di Amerika Serikat dan UNI di negara-negara Eropa untuk mencari tahu kemana perginya uang yang telah diselewengkan oleh 1MDB ini. 1MDB ini masalah utama, ini yang melibatkan banyak uang. Kami telah menghubungi United States, Singapore, Swiss, dan semua negara yang memiliki laporan aset 1MDB ini.

 RYAN DWIKY ANGGRIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

3 jam lalu

Ilustrasi Minyak Goreng. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/YU
Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

16 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

21 jam lalu

Penenggelaman dua kapal ikan asing pelaku pencurian ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Kotaraja Lampulo, Aceh, Kamis 18 Maret 2021. ANTARA/HO-KKP
KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi


Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

1 hari lalu

Prabowo dan Jokowi di restoran Seribu Rasa. Instagram/Prabowo
Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.


Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Suharso Monoarfa bertemu Luhut Binsar Panjaitan di Singapura. Instagram/@Suharsomonoarfa
Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.


Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

1 hari lalu

Mantan Perdana Menteri Malaysia dan Ketua Gerakan Tanah Air Mahathir Mohamad menunjukkan jarinya yang bertinta setelah memberikan suaranya untuk pemilihan umum negara itu di Alor Setar, Kedah, Malaysia, 19 November 2022. Malaysian Department of Information/Hafiz Itam/Handout via REUTERS
Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.


Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

1 hari lalu

Bank DBS Indonesia. Foto : DBS
Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.


Dagang Sapi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.


KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

1 hari lalu

Kapal kecil nelayan Natuna saat melaut di pesisir Pulau Ranai. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.


Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?