TEMPO.CO, Jakarta - Israel dan Arab Saudi mendukung kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran yang ditekan di Wina, Austria, pada 2015.
Berbicara dalam acara jumpa pers di Yerusalem Barat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik keputusan Trump. "Israel mendukung keputusan Presiden Trump sepenuhnya untuk menolak kesepakatan nuklir dengan Iran," ucapnya seperti dikutip Al Jazeera, Rabu, 9 Mei 2018.
Baca: Iran: Pembatalan Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Tak Diterima
Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)
"Sejak awal, Israel menentang kesepakatan nuklir. Pembatalan kesepakatan nuklir adalah keputusan untuk memblokir jalan Iran membuat bom nuklir."
Negara Timur Tengah lainnya yang menjadi rival Iran dan sekutu dekat Amerika Serikat, Arab Saudi mendukung keputusan Trump.
"Kerajaan mendukung dan menyambut baik pengumuman yang disampaikan Presiden Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir serta menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi melalui pernyataan.Kiri-kanan: Menlu A.S. John Kerry, Menlu Inggris Philip Hammond, Menlu Rusia Sergei Lavrov, Menlu Iran Javad Zarif, dan Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier, berfoto sebelum pertemuan di Vienna, Austria, 24 November 2014. REUTERS/Leonhard Foeger
Sementara itu sekutu Arab Saudi di Teluk, Uni Emirat Arab dan Bahrain juga menyatakan mendukung keputusan Trump.
Baca: Kesepakatan Nuklir, Arab Saudi Dukung Amerika Serikat
Iran telah menadatangani kesepakatan nuklir di Wina, Austria, pada 2015, bersama enam negara superkuat: Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, cina dan Uni Eropa.
"Dalam kesepakatan tersebut dinyatakan, Iran menghentikan program pengayaan uranium dan tidak melanjutkan pembangunan senjata nuklir," tulis Al Jazeera. Dengan demikian, sanksi internasional terhadap Iran dicabut, mengizinkan Negeri Mullah itu menjual minyak dan gas ke seluruh dunia. Namun Amerika Serikat masih belum memenuhi sepenuhnya.