TEMPO.CO, Jakarta - Sumber di Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan, Kerajaan akan berdiri tegak di belakang Maroko dalam menghadapi setiap ancaman keamanan, stabilitas dan integritas teritorialnya.
"Sumber menambahkan, pemerintah Arab Saudi mengutuk keras intervensi Iran terhadap urusan dalam negeri Maroko melalui kaki tangannya Hizbullah. Milisi ini memberikan pelatihan terhadap kelompok Polisario yang ingin menggoyang stabilitas keamanan Kerajaan Maroko," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency.
Baca: Maroko Ancam Putus Hubungan dengan Iran, Dukung Sparatis
Sidi Brahim Mohamed Embarek, berbicara dengan wartawan Reuters diatas bangkai pesawat Maroko F-5, yang ditembak jatuh oleh Polisario pada peperatanga tahun 1991 di barat Sahara, Tifariti, 9 September 2016. Ketegangan di gurun Sahara kembali mencuat setelah munculnya Pasukan Sahrawi. REUTERS/ Zohra Bensemra
"Arab Saudi menegaskan kembali sikapnya, akan memberikan jamiman keamanan dan stabilitas kepada Raja Maroko, termasuk keputusan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran," tulis Al Arabiya.
Maroko pada Selasa, 1 Mei 2018, mengancam memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran menyusul tudingan Rabat terhadap Teheran yang memberikan dukungan terhadap Front Polisario, kelompok yang menuntut kemerdekaan di wilayah Sahara.Petugas menyisir lokasi jatuhnya pesawat militer di Boufarik, dekat Algiers, Aljazair, 11 April 2018. Sebanyak 26 dari korban tewas merupakan anggota Polisario, kelompok bersenjata yang memerangi Maroko menguasai wilayah Sahara Barat. ALG24 via AP
"Maroko akan menutup kantor Kedutaan Besar di Teheran dan mengusir Duta Besar Iran di Rabat," Al Arabiya melaporkan, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca: PBB Setuju Sahara Barat Menentukan Nasibnya Sendiri
Menteri Luar Negeri Maroko mengatakan, Iran dan sekutunya Syiah Libanon Hizbullah mendukung Polisario dengan memberikan pelatihan dan persenjataan kepada milisi sparatis.