TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah geolog dari Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Cina menyatakan gunung di kawasan uji coba bom nuklir Korea Utara telah roboh akibat tekanan dari ledakan bom nuklir.
Baca: Korea Utara Deklarasi Stop Uji Coba Nuklir, Trump Bilang Apa?
"Temuan penelitian menunjukkan kawasan uji coba nuklir Korea Utara di Mantapsan telah roboh, sehingga perlu untuk terus memantau bocornya material radioaktif," ujar para ahli tersebut di situs resmi universitas bertanggal 23 April 2018 yang dikutip Korea Times, Rabu, 25 April 2018.
Menurut data geolog Cina itu, uji coba bom nuklir terkuat terjadi pada 3 September 2017 yang memicu terjadinya gempa sebanyak empat kali dalam beberapa pekan.
Pasukan Korea Selatan menembakkan rudal Hyunmoo ke perairan Laut Timur dalam sebuah latihan militer di Korea Selatan, 4 September 2017. Tentara Korea Selatan melakukan latihan rudal darat jarak jauh dan rudal balistik, dalam sebuah pernyataan menanggapi uji coba nuklir keenam Korea Utara. Defense Ministry/Yonhap/via REUTERS
Baca: Seberapa Mematikan Bom Nuklir Korea Utara?
Gempa pertama terjadi 8,5 menit setelah ledakan terjadi di lokasi robohnya gunung itu. Lalu, terjadi gempa susulan.
Bom nuklir yang diuji coba itu seberat 100 kiloton TNT atau sepuluh kali lebih kuat dibanding uji coba sebelumnya dan jauh lebih besar daripada bom atom yang dijatuhkan pasukan Amerika Serikat di Hiroshima, Jepang, pada 194, yakni sekitar 15 kiloton.
Baca: Korea Utara Sepakat Hentikan Program Nuklir, Keamanannya Terjamin
Hasil temuan para geolog Cina itu telah disetujui untuk dipublikasikan oleh jurnal Geophysical Research Letters.
Cina berkepentingan untuk terus memantau lokasi uji coba bom nuklir Korea Utara karena lokasi uji coba itu berada di perbatasan kedua negara, yakni di Kota Kilju, kurang dari 100 kilometer dari perbatasan Cina.