TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Mesir secara resmi setuju mengembalikan jenazah insinyur yang juga ulama Palestina, Fadi al-Batsh, yang tewas di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu 21 April 2018, ke Jalur Gaza untuk dimakamkan. Keterangan tersebut disampaikan Duta Besar Palestina untuk Malaysia, Anwar Al-Agha, kepada media seperti dikutip Middle Eas Monitor, Rabu, 25 April 2018,
Al-Agha mengatakan, jenazah al-Batsh akan dikembalikan ke Gaza melalui perbatasan Mesir. "Kantor Kedutaan Besar Palestina di Mesir telah menerima dokumen yang diteken oleh otoritas Mesir untuk membawa pulang jenazah almarhum ke Gaza melalui Rafah," ucap Al-Agha.
Baca: Jenazah Ulama Palestina Diterbangkan ke Gaza
Keluarga Fadi al-Batsh di rumah sakit Malaysia. [Bernama]
"Otoritas Palestina sedang bermokunikasi dengan Mesir dan Arab Saudi yang akan menjadi tempat transit jenazah untuk mempercepat prosedur dan menyelesaikan dokumen yang diminta," jelasnya. Jenazah al-Batsh tiba di Mesir diperkirakan Rabu petang dan di Gaza besok, Kamis 26 April 2018.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengungkapkan kepada Mesir mengenai sikapnya yang menolak pemulangan jenazah al-Batsh.
Al-Batsh, seorang ahli pembuat roket yang juga ulama Palestina, tewas dibedil dengan 10 tembakan peluru tajam ke bagian tubuh dan kepala oleh dua orang tersangka bertopeng.Sanak saudara berkumpul di rumah keluarga Fadi al-Batsh, ulama dan cendikawan Palestina, korban pembunuhan di Malaysia pada 21 April 2018. [DAILY SABAH]
Menurut polisi, sebagaimana rekaman CCTC, tersangka mengendarai sepeda motor menembak mati korban ketika dalam perjalanan ke masjid dari kediamannya untuk salat subuh, Sabtu, 21 April 2018. Polisi menjelaskan kepada media, pembunuhan ini melibatkan agen intelijen asing.
Baca: Israel Larang Jenazah Ilmuwan Palestina Dibawa ke Gaza
Adapun Hamas, organisasi yang memerintah Jalur Gaza dan tempat almarhum bernaung, menuduh agen rahasia Israel, Mossad, berada di balik pembunuhan Sabtu subuh terhadap al-Batsh, salah satu cendekiawan Palestina. "Almarhum anggota yang sangat penting bagi kami," bunyi siaran pers Hamas. Israel membantah terlibat dalam pembunuhan al-Batsh.