TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus menyerukan perdamaian saat memimpin ibadah minggu Paskah. Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik dunia itu meminta adanya upaya yang lebih serius untuk menegakkan perdamaian di wilayah konflik, termasuk Suriah, perbatasan Israel-Gaza dan negara-negara di Afrika.
Di tengah penjagaan keamanan yang ketat, puluhan ribu berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk merayakan misa dan mendengarkan pesan paus "Urbi et Orbi" (ke kota dan dunia").
Baca: Paus Fransiskus Kecam Kelompok Mafia sebagai Katolik Palsu
Fransiskus, 81, yang dua minggu lalu merayakan ulang tahun kelima sebagai Paus, menggunakan homili untuk meratapi kematian 15 warga Palestina di Gaza.
Paus Fransiskus mencium kaki tahanan saat mengunjungi penjara Regina Coeli saat Misa Coena Domini di Roma, Italia, 29 Maret 2018. Paus Fransiskuk mengunjungi penjar untuk membersihkan kaki sejumlah tahanan saat yang bertujuan kalau Paus harus melayani masyarakat. (Vatican Media via AP)
Dia juga menyerukan untuk mengakhiri perang saudara di Suriah dan mendesak pihak yang bertikai untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan untuk dikirim ke sana. Dan dia mendesak diakhirinya kekerasan di Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo.
Baca: Paus Fransiskus Cuci dan Cium Kaki 12 Tahanan, Termasuk 2 Muslim
"Paskah ini, semoga terang Kristus yang telah bangkit menyinari hati nurani semua pemimpin politik dan militer sehingga dapat mempercepat perdamaian di seluruh dunia," kata Paus Fransiskus, seperti dilansir USA Today pada 1 April 2018.
Paus melafalkan perumpamaan alkitabi tentang biji gandum yang harus mati untuk menghasilkan buah. "Ini adalah kekuatan dari biji gandum, kekuatan dari apa yang merendahkan diri dan memberi dari dirinya sendiri sampai akhir, dan dengan cara itu memperbarui dunia," katanya.
Setelah misa Paskah, Fransiskus memberikan berkatnya dari balkon Basilika Santo Petrus, dan ditutup dengan permohonan: “Tolong jangan lupa untuk berdoa bagi saya.”
Orang yang setia di alun-alun memiliki pandangan yang beragam setelah pernyataan paus tentang perang dan konflik.
Paus Fransiskus menyampaikan pesan Paskah-nya dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus di Vatikan, 1 April 2018. Paus menyerukan pesan "Urbi et Orbi" (ke kota dan dunia) kepada puluhan ribu orang di alun-alun. REUTERS/Stefano Rellandini
"Saya melihat Paus sebagai semacam kompas moral bagi orang Kristen, dan saya pikir adalah tugasnya untuk memberikan terang pada masalah-masalah yang orang-orang religius harus lebih sadar," kata Matthew Reynolds, 27, seorang mahasiswa pascasarjana filsafat dan teologi dari Detroit yang belajar di Roma.
Meaghan Ellis-Nowicki, 40, seorang administrator sekolah menengah Massachusetts, setuju. "Jika paus mengatakan dia marah, maka mungkin itu berarti sesuatu bagi kita," kata Ellis-Nowicki, yang sedang berlibur di Roma bersama orang tuanya.
Beberapa orang Italia di keramaian kurang meyakini dengan pernyataan Paus tentang peristiwa global.
"Saya setuju ada tragedi di dunia, tetapi saya juga berpikir paus harus fokus untuk menjadi pemimpin spiritual dan meninggalkan politik kepada orang lain," kata Leo Rosiello, 68, seorang sukarelawan gereja dan pensiunan sopir bus kota.
Anna Maria Alfonso, 49, seorang pekerja rumah sakit, mengatakan dia akan menyukai Paus untuk mengatasi masalah di dalam gereja serta topik global yang sekuler.
"Kami memiliki gereja yang memisahkan antara konservatif dan progresif, kami memiliki masalah skandal seks," kata Alfonso. “Paus Francis adalah orang suci, dan saya pikir saya setuju dengan visinya tentang dunia. Tapi dia mungkin terlalu banyak fokus pada hal-hal yang tidak dapat dia kendalikan secara langsung dan terlalu sedikit di area di mana dia dapat memiliki dampak langsung. ”
Roma berada dalam pengawasan ketat pada hari-hari menjelang Paskah, dan polisi ditempatkan di sekitar kota. Menteri Dalam Negeri Italia Marco Minniti memperingatkan beberapa dari puluhan ribu milisi ISIS yang melarikan diri setelah kekalahan di Suriah dan Irak bisa berakhir di Italia. "Ini adalah prioritas keamanan nasional," kata Minniti.
Orang-orang harus melalui dua pemeriksaan keamanan untuk memasuki Lapangan Santo Petrus. Lalu lintas dihentikan untuk beberapa blok ke segala arah, dan keamanan bersenjata terlihat di jalan-jalan sekitarnya dan atap di dekatnya.
Pada pekan lalu menjelang perayaan Paskah, seperti dilansir Reuters, Paus Fransiskus mengunjungi sebuah penjara di Kota Roma untuk membasuh dan mencium kaki 12 orang tahanan termasuk 2 orang Muslim. Saat itu, Paus mengecam hukuman mati karena menutup pintu harapan bagi tahanan. "Itu tidak kristiani," kata dia.